Menjelang peringatan 40 tahun pendudukan Israel atas Al-Quds, terkuak strategi Yahudisasi Al-Quds oleh Israel sejak 1967 dan fase selanjutnya. Sejak tahun itu, orang-orang Yahudi telah dikerahkan untuk datang dan menguasai kota Al-Quds, bersamaan dengan larangan bagi pemukim Yahudi yang sudah ada untuk meninggalkan lokasi mereka.
Penjajah Israel dalam rapat khusus merancang ulang strategi 40 tahun pendudukan Israel atas Al-Quds. Rancangan ini dipersiapkan oleh Tim dari Kantor PM Israel Ehud Olmert dan Kementerian Keuangan Israel di bawah kepemimpinan Renan Dinour.
Dalam rancangan strategi yang dipublikasikan oleh harian Yodiot Aharonot Israel pada hari Kamis (8/5), disebutkan bahwa inilah strategi akbar yang dilakukan Israel sejak tahun 1967. Strategi itu meliputi solusi berbagai masalah yang dialami para imigran penjajah Israel baik ekonomi dan sosial, seperti masalah kemiskinan dan pengangguran.
Sesuai strategi itu, Israel akan menghapuskan dana pungutan pajak dari para pengusaha Yahudi untuk bisa lebih memekarkan usaha mereka di Al-Quds atau Yerusalem. Di samping itu, pihak pemerintah kota akan mengucurkan dana sebesar 200 juta shekel atau sekitar 50 juta dolar untuk membantu para pengusaha mendirikan berbagai proyek ekonomi, sehingga bisa merekrut lebih banyak sumber daya manusia dari kalangan Yahudi setempat. Juga, mengkhususkan dana sebesar 100 juta shekel yang setara dengan dana sebesar 25 juta dollar untuk membangun sebuah gedung besar milik pemerintah.
Ada pula bentuk dukungan lainnya, yakni pemberian dana sebesar 320 juta shekel atau 79 juta dolar untuk semua lembaga non profit di Al-Quds sehingga bisa menumbuhkan berbagai organisasi maupun yayasan Israel yang bisa menyatukan penduduk di Al-Quds. Yayasan dan lembaga itu nantinya akan digunakan untuk menarik dana dari para pengusaha guna perbaikan hidup Yahudi di Al-Quds.
Harian Yodiot Aharonot juga mengemukakan strategi berikutnya yang tidak kalah penting. Yakni pemindahan semua kantor kementerian dan kantor pemerintahan, kecuali pemerintahan pertahanan Israel dari Tel Aviv dan berbagai kota besar di wilayah jajahan selama delapan tahun mendatang. Dengan pemindahan ini akan direkrut ribuan karyawan yang bisa dipekerjakan di kantor-kantor pemerintah.
Namun demikian menurut harian yang sama, sejumlah laporan Israel menyebutkan bahwa strategi yang diterapkan Israel untuk Yahudisasi Al-Quds sejak 1967 tidak sepenuhnya mulus. Israel bahkan gagal merealisasikan target yang diinginkannya dengan menguasai wilayah demografis Yahudi dengan angka penduduk 70% dari total penduduk di Al-Quds. Ternyata, di tahun 2005, jumlah penduduk Yahudi justru menurun menjadi 66%. Tapi tentu saja angka itu bagaimanapun sudah menunjukkan keberhasilan Yahudi merebut Al-Quds dari kaum Muslimin Palestina. (na-str/iol)