Dalam beberapa pekan terakhir, media yang pro AS telah menyebarkan propaganda dan mengalihkan perhatian dunia akan situasi sebenarnya di Afghanistan. Obama dan pejabat AS lainnya telah mengumumlan strategi politik dan militer yang baru terhadap Afghanistan, Pakistan dan wilayah sekitarnya.
Mereka mengklaim strategi ini sebagai langkah yang positif dan penting untuk dunia internasional. Banyak pengamat menganalisis, kebijakan baru ini hanya akan membentur kegagalan dan merupakan eskalasi dari agenda pembantaian yang telah dicanangkan oleh George Bush belaka sebelumnya.
Tapi, mereka yang mengetahui AS luar dalam dan waspada akan kebijakan imperialnya tidak pernah mengharapkan kebaikan dan perasaan kasihan dari negara Paman Sam itu. Ditambah, orang di seluruh dunia semakin sedikit yang mempercayai kata-kata dan janji-janji pejabat AS.
Para mujahidin Afghan tahu betul bahwa tidak ada pesan khusus dan janji AS untuk kebaikan Afghanistan dan rakyatnya dari pemilihan, keinginan dan retorika Obama. Ini karena dalam hari pertama pemilihannya, Obama telah dengan jelas menunjukan komitmennya untuk melanjutkan kebjiakan broker perang Bush dengan mengatakan ia akan mengirikan pasukan ke Afghanistan dan akan mengintensifkan perang di negara para mullah ini.
Media Barat tanpa takut-takut telah menyebut hal ini sebagai kebijakan salah arah dan hanya sebagai usaha Obama ingin menghapus kebencian dunia terhadap AS karena ulah Bush dulu.
Obama telah membuka front perang yang baru dengan mengatasnamakan strategi barunya itu. Obama adalah contoh jelas bahwa AS sangat keras kepala dan selalu merasa paling benar. Obama tampaknya ingin agar Afghanstan menjadi sangat terbuka dan dapat dimasuki pihak Barat mana saja.
Dalam pengamatan banyak ahli, strategi baru Obama adalah sebuah perpanjangan besar dari Bush, yang telah melancarkan tujuh tahun teror, konspirasi dan persekongkolan sebagai upaya usaha untuk melumpuhkan semangat jihad dalam diri para mujahidin. Obama berusaha meraih rakyat Afghansitan dengan cara yang menurutnya benar. Ia merangkul semua pihak, termasuk pemerintah Kabul sendiri.
Kenyataannya, mujahidinlah yang mengendalikan lebih dari separuh Afghanistan. Rakyat Afghan mendukung para mujahidin dan perlawanan terhadap pihak asing. Ini adalah bukti nyata ketidaktahuan Obama akan Afghanistan. Mengirimkan ribuan tentaranya (lagi dan lagi) ke Afghanistan hanya semakin mempertegas kegagalan AS dalam strateginya saja. Mujahidin Afghan tidak akan pernah berhenti menghadapi AS. (sa/qmh)