Umat Islam di Spanyol menentang rencana pemerintah Spanyol yang akan mengangkat isu penggunaan simbol-seimbol keagamaan termasuk jilbab, menjadi sebuah perdebatan. Warga Muslim khawatir, perdebatan itu akan berujung pada larangan mengenakan jilbab seperti yang terjadi di Perancis.
"Warga Muslim menentang pembatasan apapun terhadap kebebasan beragama dan meminta agar simbol-simbol yang merefleksikan identitas keagamaan, dihormati," demikian bunyi pernyataan resmi Federation of Islamic Religious Entities (FEERI) menanggapi rencana pemerintah Spanyol yang dilontarkan awal minggu kemarin.
Ketua FEERI, Abdul Salam Mansur Escudero mengungkapkan, "Pemerintah seharusnya tidak mengikuti langkah sejumlah pemerintah Eropa yang melarang jilbab di tempat-tempat umum."
Ia mengingatkan jika pemerintah melarang jilbab, maka pemerintah sudah melakukan "pembatasan terhadap kebebasan individu."
"Membatasi kebebasan sipil setiap orang yang memiliki hak asasi untuk mengekspresikan keyakinan agamanya dengan memakai apapun yang ingin dipakai adalah perbuatan yang tidak bisa diterima," tegas Abdul Salam Mansur.
Meski demikian, FEERI menyatakan bersedia untuk ikut dalam perdebatan. "Ini untuk membuktikan bahwa warga Muslim sangat ingin berintegrasi dengan masyarakat sekitarnya," tulis FEERI dalam pernyataannya.
Organisasi Muslim itu menyerukan situasi penuh toleransi yang dirasakan warga Muslim di Spanyol tetap dijaga. Apalagi hasil studi yang dilakukan pemerintah dan dirilis 23 November kemarin membuktikan bahwa mayoritas warga Muslim di Spanyol mampu berbaur di masyarakat dan cukup memahami nilai-nilai kebebasan dan toleransi di negeri Matador itu.
Hasil studi itu juga menunjukkan bahwa warga Muslim di Spanyol yang berjumlah 800 ribu jiwa dari 40 juta total penduduk Spanyol, selama ini tidak menemukan hambatan berarti dalam menjalankan ibadahnya.
Spanyol yang terletak di selatan benua Eropa ini mengakui Islam berdasarkan undang-undang kebebasan beragamanya yang disahkan pada Juli 1967.
Rencana pemerintah Spanyol memperdebatkan masalah penggunaan simbol-simbol agama, mendapat dukungan dari kalangan Kristen dan Yahudi. Gereja Katolik Spanyol mendukung larangan berjilbab di tempat-tempat publik. Menurut mereka hijab adalah simbol penindasan terhadap kaum perempuan.
Padahal dalam Islam, jilbab bukanlah simbol agama tapi sebuah kewajiban dalam tata cara berpakaian bagi para Muslimah. (ln/iol)