Salim Hamdan, mantan sopir Usamah bin Ladin menyatakan dirinya tidak bersalah dan membantah semua tuduhan terorisme yang dituduhkan pemerintah AS padanya, yaitu tuduhan berkonspirasi dan menyediakan keperluan untuk kegiatan terorisme.
Bantahan itu disampaikan Hamdan dalam persidangan dirinya yang digelar militer AS di kamp penjara Guantanamo. AS menyebut pengadilan itu sebagai pengadilan kejahatan perang pertama yang mereka gelar sejak berakhirnya Perang Dunia II lalu.
Hamdan, lelaki asal Yaman ini adalah tahanan pertama kamp penjara Guantanamo yang menjalani proses peradilan. Jaksa penuntut menuduh Hamdan sebagai orang yang masuk dalam lingkaran dalam jaringan al-Qaidah dan ketika tertangkap di Aghanistan pada November 2001, ditemukan dua senjata misil dari darat ke udara dalam mobilnya.
Kuasa hukum Hamdan mengatakan bahwa kliennya hanya seorang sopir dan ahli mesin yang dipekerjakan oleh kelompok Usamah bin Ladin dan mendapat gaji bulanan sebesar 200 dollar per bulan.
Persidangan Hamdan dipekirakan akan memakan waktu tiga sampai empat minggu dengan menghadirkan sekitar 12 saksi dari kalangan Pentagon. Persidangan itu sendiri dilakukan di tengah kecaman dan keraguan sejumlah organisasi hak asasi manusia atas keabsahan sidang tersebut.
Dari buku terbaru Jane Mayes, penulis asal New York terungkap bahwa CIA sejak enam tahun yang lalu telah memperingatkan pemerintah Bush bahwa hampir sepertiga tahanan di Guantanamo adalah korban salah tangkap. Sementara para kuasa hukum tahanan mengatakan bahwa banyak bukti-bukti yang didapatkan dengan cara paksa dan menggunakan metode penyiksaan.
Pengadilan kejahatan perang terhadap para tahanan di kamp penjara Guantanamo dengan tuduhan terorisme, makin membuktikan tidak jelasnya dan makin bingungnya pemerintahan Bush atas "perang terhadap teror" yang dikobarkannya sendiri. (ln/al-arby/iol/aljz)