Seorang pengemudi bis di Swedia kehilangan pekerjaannya setelah sebuah insiden diskriminasi yang ia lakukan pada seorang Muslimah yang menjadi penumpangnya.
Seorang penumpang perempuan yang memakai jilbab panjang dan juga cadar penutup wajah, diminta oleh pengemudi bis untuk membuka cadarnya. Hal ini dilaporkan sebagai tindakan diskriminasi dan pelecehan.
Leonora, Muslimah setiap hari menikmati transportasi tanpa ada masalah, tapi hari itu mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan di bis yang biasa ia tumpangi menuju stasiun dari rumahnya di wilayah Rosengard.
“Apa yang menimpa saya akhir pekan lalu, adalah hal yang benar-benar baru. Sebelumnya saya tidak diminta untuk identifikasi jati diri, tapi kemarin saya diminta oleh pengemudi bis untuk membuka cadar agar dapat dikenali. Saya bukan teroris, dan saya tidak membawa senjata yang berbahaya, ” ujarnya pada media lokal.
Leonora menolak membuka cadar dan tetap berada di dalam bis sebagai bentuk protesnya. Tapi ia merasa, bahwa pengemudi bis nampak marah dan sangat kesal dengan dirinya. “Saya mengerti bahwa ada beberapa orang yang tidak suka dan curiga pada komunitas Muslim. Tapi prasangka tersebut harus ditinggal di rumah saat mereka pergi, sebab itu akan menganggu kehidupan sosial di masyarakat, ” protes Leonora.
Buntut dari tindakan tidak menyenangkan ini, perusahaan penyedia jasa pengemudi bis memilih tidak memperpanjang kontrak si pengemudi karena akan menimbulkan kontroversi.
Swedia adalah salah satu negara yang dikenal sangat liberal dan memberikan jaminan pada hak-hak personal. Media di Swedia pun dikenal sebagai media yang sangat liberal di seluruh dunia. Termasuk media-media yang terbit dengan vulgar, tak mendapat larangan. Sebuah paradoks yang menunjukkan jaminan hak asasi di sisi lain, tapi juga memperlihatkan dekadensi moral di sisi lainnya. (na/str/thelocalsweden)