Pejuang al-Shabab Somalia mengklaim telah menewaskan seorang tawanan prajurit Kenya dan Al Shabab telah berulang kali mengancam untuk membunuh para sandera lainnya. “Meski para mujahidin telah membunuh seorang prajurit Pasukan Pertahanan Kenya [KDF], masih ada peluang untuk melepaskan sisa kelima tawanan tersebut,” al-Shabab menyampaikan.
Bulan lalu, al-Shabab memberikan tenggat waktu pada tanggal 14 Februari bagi Kenya – negara yang sedang bertempur dengan kelompok yang menuntut diwajibkannya hukum Islam di Somalia, dan untuk membebaskan “seluruh tahanan Muslim yang didakwa atas tindakan terorisme di Kenya.”
Berita dugaan pembunuhan ini muncul saat pasukan Persatuan Afrika (AU) dan pasukan pemerintah Kamis menguasai kota Janalle, Aw Dhigle dan Barire, sekitar 80 km sebelah barat daya ibukota Mogadishu – lokasi markas terakhir al-Shabab.
Hantaman serangan masal, termasuk bomb dan granat tangan, telah terjadi di Kenya sejak serangannya dengan sasaran markas al-Shabab – Somalia Selatan di akhir tahun 2011, menyusul serangkaian penculikan di Kenya yang dituduhkan kepada kelompok ini meski sebagiannya tidak diakui oleh mereka.
Pasukan Etiopia juga bertempur dengan al-Shabab di sebelah barat daya Somalia.
Meski demikian, al-Shabab tetap merupakan penentang rezim ,Al Shabab masih menguasai daerah-daerah pedesaan begitu juga dengan serangan gerilya di daerah-daerah dibawah kekuasaan pemerintah. (DS/aljazeera)