Eramuslim.com – Aktivis media massa meluncurkan sebuah kampanye solidaritas untuk Karim, seorang bayi berusia dua bulan yang kehilangan mata kirinya setelah serangan udara rezim di pinggiran kota Gharsa, Suriah yang dikepung, Jumat lalu.
Karim kehilangan pandangannya dan tengkorak pecah karena rudal pasukan rezim Bashar Assad di rumahnya di Ghouta Timur. Ibunya juga terbunuh dalam serangan yang sama. Wartawan independen Suriah Hadi Al Abdullah memposting fotonya di Twitter.
Selain itu, banyak orang yang memposting foto mereka di media sosial dengan satu mata tertutup untuk menunjukkan solidaritas kepada bayi Karim dengan menyertakan hashtag #SolidarityWithKarim.
Pesan dalam bahasa Arab, Inggris, dan Turki dengan ungkapan “#BabyKarim saya melihat Anda,” dan “Pengepungan EEGTO akan berakhir” juga banyak dibagikan di Twitter.
Abu Muhammad, ayah Karim, menggambarkan kehidupan di wilayah yang diblokade adalah “mimpi buruk”. Ia mengatakan bahwa Karim membutuhkan perawatan terus-menerus.
“Hidup terkepung adalah mimpi buruk. Sangat sulit untuk menemukan pekerjaan yang layak dalam keadaan seperti ini,” katanya kepada Anadolu.
“Karim membutuhkan keperawatan konstan, dia kehilangan satu mata, dia memiliki tengkorak yang retak. Situasi yang memburuk terlihat jelas di Ghouta Timur,” ungkapnya.