Lebih dari 100.000 warga Irak mengungsi sejak akhir Februari lalu karena situasi keamanan yang tidak menentu berupa meningkatnya pertikaian sektarian dan serangan dari kelompok pejuang di Irak.
"Setelah aksi pengemboman di Samarra dan makin meluasnya aksi kekerasan, ribuan keluarga meninggalkan rumahnya untuk menghindari aksi-aksi kekerasan yang terus menerus terjadi," kata juru bicara kementerian urusan pengungsian dan migrasi Irak, Sattar Nawrouz.
Laporan terakhir yang dikeluarkan oleh kementerian itu menyebutkan, terjadi pertambahan pengungsi sekitar 15.000 keluarga baik dari kalangan Syiah maupun Sunni Arab. Dari jumlah tersebut kurang lebih 7.680 keluarga mengungsi ke propinsi-propinsi yang didominasi Syiah di selatan Irak dan 3.200 keluarga mengungsi ke propinsi-propinsi yang didominasi Sunni Arab seperti wilayah barat Anbar dan Salaaidin tengah.
Tidak semua pengungsi terdaftar di kementerian yang berwenang di Irak. Para pengungsi yang berasal dari keluarga kaya, kebanyakan pindah bersama keluarga dan kerabatnya atau menyewa rumah di tempat yang baru.
"Beberapa keluarga, khususnya keluarga-keluarga kaya, memilih untuk tidak mendaftarkan diri ke pihak berwenang bahwa mereka sudah meninggalkan rumah mereka menuju ke tempat yang baru karena mereka tidak membutuhkan bantuan dari pemerintah," kata Nawrouz,
Situasi keamanan di Irak sampai saat ini memang masih rawan. Aksi ledakan bom masih menghantui kehidupan warga Irak maupun tentara serta pasukan koalisi AS yang masih bertugas di sana.
Pada hari minggu (7/5) kembali tiga kali serangan bom mobil di Irak yang menewaskan sejumlah orang.
Aparat keamanan setempat mengungkapkan, sebuah bom mobil yang meledak di kota suci Karbala, telah menewaskan 15 orang dan belasan lainnya luka-luka. Bom itu dilaporkan meledak di dekat sebuat stasiun bis di pusat kota Karbala. Asap mengepul dari lokasi kejadian dan sejumlah mobil terbakar.
Serangan terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat, ketika lokasi kejadian sedang ramai-ramainya oleh para pekerja yang akan pulang setelah menikmati akhir pekan mereka.
Insiden lainnya terjadi di Baghdad, ketika sebuah bom mobil dengan target petugas patroli kemanan Irak meledak di kota Adhamiyah, menewaskan 8 orang dan beberapa orang lainnya luka-luka.
Bom mobil ketiga dengan target patroli paolisi meledak di sebuah persimpangan di kota itu, menewaskan satu orang dan melukai 5 orang lainnya.
Selain serangan bom mobil, polisi Irak hari minggu kemarin juga menemukan sedikitnya 42 mayat laki-laki di beberapa tempat di kota Baghdad. Kementerian dalam negeri Irak menyatakan, mayat-mayat itu tewas akibat tembakan dan diduga dibunuh dengan latar belakang pertikaian sektarian.
Sehari sebelumnya, sebuah helikopter milik Inggris, jatuh di kota Basra, sebelah selatan Irak. Jatuhnya helikopter itu menelan korban empat orang dalam pesawat naas tersebut tewas dan menyebabkan bentrokan antara pasukan Inggris dan pejuang lokal, yang menyebabkan lima warga sipil Irak tewas.
Menteri Pertahanan Inggris yang baru, Des Browne mengatakan, belum jelas apa penyebab jatuhnya helikopter itu. Namun aparat kepolisian Basra menyatakan jatuhnya helikopter Inggris itu akibat tembakan roket. (ln/Islamicity/aljz)