Delapan orang tewas dan 15 orang lainnya luka-luka di hari kedua baku tembak antara kelompok yang mendukung pemerintah Libanon dan para pendukung Hizbullah. Untuk meredam situasi dan krisis yang terjadi, Saad Hariri yang memimpin kelompok mayoritas di parlemen, meminta Hizbullah menarik para para pendukungnya yang bersenjata dari jalan-jalan di kota Beirut.
Baku tembak di ibukota Libanon, Beirut meluas setelah pimpinan Hizbullah Syed Hassan Nasrallah menyatakan bahwa satu-satunya jalan keluar dari krisis yang dialami Libanon saat ini adalah, pemerintah membatalkan semua keputusan-keputusannya yang diambil belakangan ini dan melakukan pembicaraan guna mengakhiri konflik dengan Hizbullah, yang menjadi kelompok oposisi pemerintah.
Nasrallah menilai, keputusan-keputusan yang diambil pemerintah, terutama yang terkait kelompok Hizbullah, merupakan deklarasi perang pemerintah terhadap kelompok perlawanan, demi kepentingan Amerika dan Israel.
Libanon mengalami krisis di dalam negeri menyusul kenaikan harga-harga kebutuhan yang terkendali. Krisis makin meruncing, ketika pemerintahan Libanon yang didukung negara-negara Barat memutuskan untuk mencabut jaringan telekomunikasi yang dibangun Hizbullah, karena dianggap telah melanggar kedaulatan negara. Sementara Hizbullah mengatakan bahwa jaringan telekomunikasi itu sangat penting untuk pertahanannya dan telah banyak membantu Hizbullah dalam perang melawan Israel tahun 2006 lalu.
Saad Hariri menyebut pertikaian antara Sunni dan Syiah di berbagai tempat di Beirut merupakan tindak kriminal dan haru segera dihentikan. "Semua militan bersenjata harus ditarik secepatnya dari jalan-jalan, semua blokade harus disingkirkan dan bandara harus dibuka kembali secepatnya, " pinta Hariri.
Ia juga menyerukan untuk segera menunjuk Jenderal Michel Suleiman sebagai presiden dan segera melakukan dialog nasional di bawah pengawasannya. Pada Hizbullah, Hariri menawarkan kesepakatan dan menyatakan bahwa keputusan-keputusan pemerintah yang memicu kemarahan Hizbullah dianggap sebuah kesalahpahaman.
Namun, sumber dari kelompok oposisi seperti dikutip televisi al-Manar milik kelompok Hizbullah mengungkapkan bahwa mereka menolak tawaran apapun, kecuali permintaan Nasrallah agar pemerintah menarik kembali keputusan-keputusannya dikabulkan.
Konflik bersenjata di Beirut menyebabkan banyak warga memilih untuk mengungsi. Koresponden Al-Jazeera di Beirut melaporkan, sejumlah warga meninggalkan ibukota menuju daerah-daerah pedalaman. Sebagian warga lainnya meninggalkan rumah mereka dengan membawa koper, berjalan kaki menuju bandara dan berharap ada pesawat yang akan mengangkut mereka. (ln/aljz/iol/al-arby)