Pengadilan Austria tetap menyatakan sejarawan asal Inggris, David Irving bersalah dan menjatuhkan sangsi 3 tahun penjara, meskipun Irving sudah menarik kembali penolakannya terhadap tragedi Holocaust.
"Saya sangat terkejut dan akan naik banding," kata Irving yang hadir dalam persidangan dengan tangan diborgol dengan mengenakan pakaian jas resmi berwarna biru.
David Irving terpaksa berurusan dengan pengadilan ketika pada tahun 1989 keluar surat penangkapan untuk dirinya. Ia ditangkap karena pernyataannya yang meragukan tragedi Holocaust 17 tahun yang lalu. Namun setelah proses pengadilan berjalan, pandangan Irving tentang Holocaust berubah, terutama tentang keberadaan kamar gas dalam tragedi tersebut yang selama ini selalu dipertanyakan kebenarannya oleh Irving.
Penolakan terhadap tragedi Holocaust dianggap sebagai tindak kriminal di negara Austria, Belgia, Republik Cehchnya, Perancis, Jerman, Lithuania, Polandia, Slovakia dan Swiss.
Selama ini, dunia meyakini bahwa tragedi Holocaust telah menyebabkan sekitar 6 juta nyawa orang Yahudi melayang. Namun, angka itu diragukan oleh sejumlah sejarawan dan intelektual, salah satunya seorang penulis Muslim Perancis, Roger Garaudy.
Beberapa jam sebelum persidangannya, Irving menarik kembali penolakannya terhadap tragedi Holocaust. "Saya bukan seorang yang menolak Holocaust. Saya mengubah pandangan saya," katanya.
Irving mengaku mengubah pandangannya itu setelah lebih banyak membaca tentang Holocaust. "Sejarah ibaratnya seperti pohon yang terus tumbuh, makin banyak yang anda tahu, makin banyak dokumen yang tersedia, makin banyak anda belajar dan saya sudah belajar banyak sejak 1989," sambung Irving.
"Ya, kamar-kamar gas itu memang ada. Jutaan Yahudi tewas, tidak diragukan lagi. Saya tidak tahu berapa jumlah pastinya. Saya bukan seorang ahli Holocaust. Saya menyebutnya sebagai Tragedi Bangsa Yahudi dalam Perang Dunia II," tambah Irving.
Buku karya Irving berjudul Hitler’s War menimbulkan kontroversi luas ketika diterbitkan pada 1977. Dalam buku itu ia mengatakan, pemimpin Nazi Jerman itu tidak tahu menahu soal pembantaian massal orang Yahudi sampai 1943 dan Hitler tidak pernah memerintahkan Holocaust.
Pada tahun 2000, Irving kalah dalam persidangan melawan sejarawan asal AS, Deborah Lipstadt. Irving digugat dan dituduh telah menyebarkan fitnah. Lipstadt bahkan menyebut Irving sebagai ‘penentang Holocaust, anti semit dan rasis.'(ln/iol)