Siapa menabur angin, dia akan menuai badai. Warga Yahudi di belahan dunia lain, mulai merasakan akibat dari serangan brutal Yahudi Israel ke Jalur Gaza. Setelah Venezuela mengusir dubes Israel, sebuah sinagog di Prancis menjadi target serangan.
Menurut aparat kemanan kota Toulouse, selatan Prancis, sekelompok orang menyerang sebuan sinagog yang ada di kota itu pada Senin (6/1) malam. Mereka melemparkan beberapa bom molotov dan membakar sebuah mobil yang ada di lapangan parkir sinanog. Mobil yang terbakar itu didorong hingga menghantam pintu sinagog. Seketika api membakar gedung sinagog itu.
Ketika insiden itu terjadi, di dalam sinagog terdapat belasan orang yang sedang belajar dipimpin oleh seorang Rabbi. Namun tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut. Aparat kepolisian menemukan beberapa bom molotov yang tidak meledak di dalam mobil lainnya. Mereka menyatakan akan menyelidiki kasus ini dan belum ada yang ditangkap terkait aksi serangan itu.
Menteri Dalam Negeri Prancis Michele Alliot-Marie menyebut serangan itu sebagai tindakan "bodoh dan menjijikan" serta menuding serangan tersebut ada hubungannya dengan agresi brutal yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. Marie mengungkapkan kekhawatirannya, agresi Israel ke Gaza akan meningkatkan ketegangan komunal di Prancis, negara dimana terdapat banyak warga Arab dan Yahudi.
"Saya sangat khawatir dengan situasi ini. Saya khawatir aksi-aksi kekerasan di Gaza akan meluas ke negara ini," kata Marie pada Radio Prancis.
Juru bicara pemerintah Prancis, Luc Chatel menambahkan, pihaknya sudah mengerahkan aparat keamanan untuk mengantisipasi situasi menyusul serangan ke sinagog di kota Toulouse.
Mengomentari insiden tersebut, utusan Palestina untuk Uni Eropa Leila Shahid mengatakan bahwa ia tidak meragukan dugaan bahwa serangan ke sinagog itu ada kaitannya dengan rasa marah yang makin memuncak sekitar lima juta Muslim Prancis atas apa yang terjadi di Jalur Gaza.
"Insiden buruk seperti ini memang tidak bisa diterima, tapi ini adalah dampak dari apa yang terjadi di Gaza," kata Shahid pada Radio Prancis.
Ketua Gerakan Anti-Rasisme Prancis Dominique Sopo ikut mengecam serangan ke sinagog di kota Toulouse. Ia juga meyakini serangan itu berhubungan dengan situasi di Jalur Gaza saat ini. "Mereka yang ingin mengimpor konflik di Timur Tengah ke sini (Prancis) tidak membantu bangsa Palestina ataupun Israel. Kecuali pelakunya bisa menjelaskan bahwa dengan menyerang Yahudi di sini akan memulihkan situasi di Gaza. Insiden ini justru akan merugikan orang-orang Arab," tukas Sopo meski belum diketahui siapa pelaku serangan ke sinagog di Toulouse.
Ketua organisasi Yahudi di Prancis Richard Prasquier dalam wawancara dengan surat kabar Le Figaro mengungkapkan kekhawatirannya melihat agresibitas para pengunjukrasa pro Palestina di Prancis. "Kita selayaknya tidak membawa konflik itu ke negara itu," harapnya.
Selain sinagog, Persatuan Mahasiswa Yahudi di Prancis mengklaim menerima pengaduan serangan terhadap toko-toko milik Yahudi di Bordeaux, satu serangan terjadi di sebuah toko di apartemen Yahudi di Paris dan satu serangan lagi terjadi di sebuah sinagog di kota Toulon. Serangan lainnya, menimpa mobil seorang Rabbi di Paris, minggu kemarin.
Serangan-serangan itu membuat Biro Nasional Anti-Semit di Prancis mengeluarkan peringatan agar warga Yahudi meningkatkan kewaspadaan mereka. Hari Sabtu kemarin, tiga anak muda mencoba melakukan pembakaran ke sebuah sinagog di barat laut London
Sementara itu, komunitas Yahudi di Inggris juga mengklaim bahwa krisis Gaza telah memicu sikap anti-Semit, intimidasi dan kekerasan terhadap warga mereka. Atas insiden itu, aparat kepolisian dikerahkan untuk menjaga komunitas Yahudi. Mereka melakukan patroli di wilayah-wilayah yang populasi Yahudinya cukup besar di kota London. (ln/aljz)