Sikap Khomeini, Ahmadinejad Di Persimpangan

Sementara pemerintahan Iran berusaha keras membantah beberapa kekisruhan yang terjadi pasca-pemilu dan disitir oleh kekuatan asing, Ayatullah Ali Khomenei, pemimpin tertinggi Iran mengatakan sesuatu yang menohok semua kenyataan dan bantahan itu. “Masalah itu tidak terbukti bagi saya.” Ujarnya pada televisi pemerintah Iran.

Sikap Khomenei ini jelas semakin membingungkan siapapun yang membaca peta kekuatan dan arah dukungannya pada politik negara ini. Belum satu bulan, tepatnya, 3 Agustus lalu, Khamenei mengesahkan hasil pemilu yang mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan kedua keduanya.

Ahmadinejad sendiri memenangkan pemilu dengan persentase 63%. Mir Hussein Mousavi, mengatakan bahwa pemilihan itu telah dicurangi, dan mereka menolak tuduhan-tuduhan mengenai campur tangan asing.

Ahamdinejad sendiri sudah menangkap setidaknya 140 orang karena memicu demonstrasi besar-besaran, dan Mousavi—saingan Ahmadinejad—jelas dituding berada di belakang ini semua.

Iran sudah menggelar persidangan massal terhadap lebih dari 140 orang yang dituduh memiliki kaitan dengan demonstrasi besar-besaran dan kekerasan yang terjadi setelah kemenangan Ahmadinejad yang dipersoalkan.

Sikap Khomeini ini, yang tak begitu jelas keberpihakannya menjadi isyarat lain, bahwa tampaknya ada krisis besar yang mulai menanti Iran.

Para wartawan dan analisis mulai meyakini bahwa tampaknya ini isyarat lain yang menunjukan ketidaksetujuan—atau lebih parahnya lagi keretakan yang terjadi antara Ahmadinejad dan pendahulunya. Atau cara lain Khomeini mempersiapkan Mousavi sebagai pengganti Ahmadinejad kelak. (sa/qmh)