Mahkamah Internasional hari ini, Senin (27/2) memulai hearing kasus genosida yang diajukan oleh Bosnia terhadap Serbia. Gugatan ini merupakan gugatan kasus genosida pertama di mahkamah internasional yang dilakukan di level negara.
Serbia dinilai bertanggung jawab atas pembersihan etnis warga Muslim Bosnia dalamkonflik yang terjadi antara tahun 1992-1995. Konflik etnis itu telah menyebabkan 200.000 warga Muslim Bosnia tewas dan jutaan lainnya menjadi pengungsi.
Para pengamat mengatakan, Bosnia akan menghadapi tantangan berat dalam kasus ini. Serbia dianggap tidak secara resmi terlibat dalam perang itu, meski ada bukti-bukti di pengadilan kejahatan perang PBB bahwa pemimpin Serbia memberikan dukungan strategis maupun finansial selama perang berlangsung.
Tim kuasa hukum Bosnia, sangat bergantung pada bukti-bukti yang dikumpulkan oleh jaksa penuntut dalam pengadilan di International Criminal Tribunal terhadap mantan pemimpin Yugoslavia. Mereka juga akan memfokuskan gugatan pada peristiwa pembantaian massal sekitar 8.000 warga Muslim di Srebrenica oleh tentara Serbia yang dipimpin oleh penjahat perang Ratko Mladic yang sampai sekarang masih buron.
Pengadilan terhadap Slobodan Milosevic, mantan presiden Yugoslavia yang masih berlangsung hingga ini, juga memainkan peran kunci dalam gugatan Bosnia terhadap Serbia. Jaksa penuntut sedang berjuang menunjukkan bukti bahwa Yugoslavia mendukung dan memegang kontrol kepemimpinan Serbia.
Pengacara asal Belanda yang mewakili Bosnia di pengadilan, Phon van den Biesen pada AFP mengatakan, pihaknya akan melihat struktur finansia, siapa yang mempertahankan keberadaan Serbia di Bosnia. "Kami pikir sebuah gambaran akan muncul bahwa Republik Federal Yugoslavia adalah motor penggerak di balik apa yang terjadi di Bosnia," katanya.
Dalam kasus ini, Serbia mempertahankan argumennya bahwa International Court of Justice (ICJ) tidak memiliki juridiksi untuk memperkarakan gugatan Bosnia, karena Republik Federal Yugoslavia-yang pada tahun 2003 diganti dengan gabungan Serbia dan Montenegro-baru menjadi anggota PBB pada tahun 2000. Persoalan atas argumen ini adalah bahwa pengadilan sudah mengesampingkan kasus ini dalam hearing awal pada tahun 2002.
Jika Belgrade gagal dengan argumennya itu dan Bosnia muncul dengan sejumlah dokumen yang mengaitkan Belgrade dengan pembantaian massal di Srebrenica, kemungkinan Belgrade akan mengajukan argumen baru bahwa Bosnia tidak bisa menunjukkan adanya faktor kesengajaan kejahatan yang dilakukan Serbia.
"Hal yang krusial atas genosida adalah bahwa anda harus menunjukkan unsur kesengajaan secara khusus dalam pelaksanaan genosida," kata Anderson.
Dalam hearing, anggota tim kuasa hukum Belgrade, Radoslav Stojanovis mengatakan, " Mungkin ada individu-individu yang sengaja ingin menghancurkan warga Muslim di Bosnia dan mereka harus diperiksa, tapi satupun orang bisa membuktikan hal itu."
Hearing dilakukan di Peace Palace, Hague. Kasus ini ditargetkan akan selesai dalam dua bulan dan berakhir sekitar tanggal 9 Mei mendatang. Majelis hakim beranggotakan 16 orang. Keputusan dalam ICJ adalah final dan tidak ada banding. (ln/aljz)