Faksi Pejuang Palestina Hamas kini memiliki stasiun televisi sendiri yang mengudara di Jalur Gaza. Menurut sejumlah pejabat Hamas, pendirian stasiun televisi Hamas ini merupakan langkah awal mencontoh pendirian stasiun televisi yang sama oleh kelompok pejuang Hizbullah di Libanon.
Stasiun televisi milik Hamas yang diberi nama Al-Aqsa Television mulai mengudara hanya seminggu menjelang pelaksanaan pemilu parlemen di Palestina dan diharapkan bisa membantu Hamas dalam melakukan kampanyenya.
"Siaran percobaan stasiun televisi Al-Aqsa di Gaza dimulai pada hari ini," kata Mahmud al-Bik, salah seorang pejabat Hamas pada Senin (9/1).
Ia mengatakan, sebelum pengudaraannya benar-benar diresmikan nanti, selama lebih dari 3 bulan ini TV Al-Aqsa akan menyiarkan program-program berita, sosial dan politik termasuk memberikan informasi pada pemirsanya tentang kandidat-kandidat Hamas yang ikut dalam pemilu parlemen Palestina yang rencananya akan diselenggarakan 25 Januari mendatang
Pada hari Minggu, TV Al-Aqsa hanya menyiarkan program pembacaan Al-Quran selama setengah jam, karena masih mengalami kendala teknis. Selama tidak menyiarkan program acara, gambar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem menjadi tampilan layar televisi tersebut.
Setelah secara resmi diluncurkan, TV Al-Aqsa akan menjadi televisis swasta pertama di Gaza. Hamas menyatakan akan melengkapi stasiun televisinya dengan teknologi yang tinggi dan modern dan akan dikelola sedemikian rupa supaya siarannya tidak membosankan seperti TV-TV Arab pada umumnya.
TV Al-Aqsa milik Hamas ini akan meniru televisi Al-Manar milik Hizbullah di Libanon, yang memiliki reporter di seluruh Timur-Tengah, termasuk di Israel, Tepi Barat dan Gaza. Ketika Hizbullah melakukan serangan ke target-targetnya di wilayah Israel, Al-Manar ikut menyiarkan jalannya serangan itu.
Para pejabat Hamas mengatakan, TV Al-Aqsa juga akan melakukan hal yang sama untuk menyampaikan pesan-pesan Hamas pada rakyat Palestina dan dunia.
Menanggapi berdirinya TV Al-Aqsa ini, seorang analis di Gaza, Moheib Nawati menyatakan, "Secara politis dan dari sisi pandang kebebasan berekspresi, setiap kelompok sah-sah saja untuk memiliki medium apapun yang dianggap pas untuk berpromosi dan menyampaikan program-program politiknya."
"Waktunya, saya pikir, untuk keperluan kampanye dan cara itu adalah bentuk persiapan dini bagi upaya Hamas untuk lebih mengontrol hal-hal yang berkaitan dengan pemilu, termasuk untuk menyebarluaskan program-program politiknya setelah pemilu," sambung Nawati.
Sebelum mendirikan televisi, Hamas sudah mendirikan stasiun radio Voice of Al-Aqsa dan selama masa siaran percobaan, TV Al-Aqsa akan mengudara dari jam 10 pagi sampai jam 11 siang.
"Sekarang, dengan ekpansi Hamas mendirikan stasiun televisi, Hamas menginginkan stasiun televisinya secara efektif bisa menyebarluaskan ide-ide baru Hamas," tambah Nawati. (ln/aljz)