Sudah menjadi rahasia umum kalau Israel selama ini menikmati kemudahan bantuan dari AS, terutama untuk keperluan militernya. Dibandingkan negara-negara lain yang juga menerima bantuan dari pemerintah AS, Israel tidak perlu melewati birokrasi panjang di AS untuk mendapatkan bantuan itu.
Tidak seperti negara-negara lain yang juga menerima bantuan militer dari AS, Israel tidak perlu berurusan dengan Pentagon untuk mendapatkan bantuan dana bagi militernya. Selain itu, AS juga memberi keleluasaan bagi Israel untuk secara langsung membuat kesepakatan kerjasama dengan seluruh kontraktor militer di AS. Dan para kontraktor militer di AS membagi kontrak-kontrak militernya ke seluruh distrik-distrik yang kuat di Kongres, sehingga mereka selalu mendapat dukungan dari mayoritas Kongres.
Kondisi itu ikut menguntungkan sejumlah lobi Israel di AS, utamanya American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) yang makin berpengaruh di Capitoll Hill, tempat anggota Kongres AS bekerja. Lobi yahudi terbesar di AS ini bisa mempengaruhi anggota Kongres agar pemerintahan di AS mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro-Israel.
Dan Kongres AS tahun ini kemungkinan besar akan kembali menyetujui anggaran bantuan pemerintah AS untuk militer Israel, meski anggaran itu diprotes oleh para aktivis perdamaian dan aktivis anti-perang di negeri itu. Tak banyak yang tahu, kalau Presiden Barack Obama telah mengajukan proposal anggaran bantuan bagi militer Israel sebesar 2, 775 milyar dollar untuk tahun fiskal 2010.
Proposal itu sudah dibahas oleh sub komite House Appropriations yang menangangi bidang kenegaraan, operasi-operasi internasional dan program-progam yang terkait. Pembahasan yang dilakukan di sebuang ruangan kecil di Capitol Hill itu juga dilakukan secara tertutup. Perss dan para aktivis anti-perang yang ingin mengetahui apakah pembahasan itu menyinggung bantuan untuk Israel, tidak diberi akses informasi. Mereka hanya tahu bahwa anggaran fiskal yang diajukan Obama lolos ke komite penuh Majelis Apropriasi di Kongres..
Para aktivis anti-perang di AS memprotes rencana anggaran yang mencantumkan bantuan untuk militer Israel, karena militer Israel telah menyalahgunakan persenjataannya untuk membunuh warga sipil di Palestina. Dari dokumen-dokumen CIA yang baru-baru ini dirilis ke publik juga diketahui, bahwa bantuan AS untuk militer Israel makin memperkuat persenjataan Israel yang membuat rezim Zionis itu arogan dan berani menolak inisiatif-inisiatif perdamaian.
Israel juga menggunakan bantuan dari AS untuk membangun persenjataan nuklirnya dan AS bukannya tidak tahu akan hal itu. Mantan presiden AS Jimmy Carter bahkan asisten menlu AS, Rose Gottemoeller serta militer AS sendiri mengakui bahwa Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengembangkan persenjataan nuklir.
Jika demikian, pemerintah AS sudah melanggar undang-undang negaranya sendiri. Amandemen undang-undang AS tentang bantuan untuk luar negeri secara khusus melarang AS memberikan bantuan bagi negara yang mengembangkan program nuklirnya tapi tidak menandatangani kesepakatan non-proliferasi (NPT) dan Israel adalah negara belum menjadi anggota kesepakatan NPT.
Bantuan buta AS terhadap Israel menunjukkan bahwa pemerintah dan Kongres AS berada dibawah supremasi lobi-lobi Yahudi, khususnya AIPAC. AS jelas meng’anakemas’kan Israel. Selama ini Israel selalu bersikap keras terhadap negara-negara yang mengembangkan program nuklirnya, misalnya Iran. Pada Israel, AS terus memberikan subsidi meski terbukti Israel telah menyalahgunakan bantuan AS untuk membunuh warga sipil, sedangkan pada Iran, AS malah menjatuhkan sanksi meski AS tak pernah bisa membuktikan tuduhannya yang menyebutkan bahwa program nuklir Iran digunakan untuk membuat persenjataan. (ln/antw)