Siapa yang Lebih Didukung Muslim AS, Obama atau McCain?

Masalah perekonomian dan dunia Islam menjadi prioritas warga Muslim AS dalam menentukan pilihan siapa kandidat presiden yang akan mereka pilih dalam pemilu presiden AS yang akan digelar sebentar lagi. Dalam masalah dunia Islam, warga Muslim AS nampaknya tidak punya pilihan lain, karena kedua kandidat-Barack Obama dan John McCain-tidak meniupkan angin perubahan terhadap kebijakan AS dalam masalah dunia Islam.

Di AS terdapat sekitar enam sampai tujuh juta warga Muslim atau kurang dari tiga persen dari 300 juta total penduduk AS. Dari jumlah itu, dua juta Muslim tercatat memiliki hak pilih dalam pemilu presiden. Survei yang dilakukan Pew Forum tentang Agama dan Politik menunjukkan bahwa 63 persen Muslim Amerika adalah pendukung Partai Demokrat atau cenderung memberikan dukungannya pada Partai Demokrat dan hanya 11 persen yang berpihak pada Partai Republik.

Dipekirakan sebagai warga Muslim yang sudah berhak menggunakan hak pilihnya, akan memberikan suaranya pada Barack Obama. Barbar Khan, seorang Muslim yang bekerja sebagai sopir taksi di Miami dan sudah 25 tahun tinggal di AS merasa yakin sebagian besar warga Muslim akan memilih Obama, seperti dirinya.

"John Mc Cain akan menjadi pilihan buruk bagi Muslim Amerika. Karena ia pasti akan menerapkan kebijakan yang sama dengan Bush, " kata Khan.

Khatib seorang aktivis Muslim dari Minnesota nampaknya juga akan memilih Obama. Ia yakin latar belakang Obama membuatnya lebih memahami isu-isu umat Islam dan kemungkinan bisa menciptakan atmosfir yang lebih baik dalam hubungan antara beragam etnis, ras dan penganut agama yang berbeda-beda di AS.

"Tingkat pengabaian dan sikap permusuhan terhadap Islam masih tinggi di negeri ini, dan ini juga menghinggapi sebagian besar kandidat anggota senat dan kandidat presiden. Mereka mengklaim akan membedakan antara Muslim ekstrim dan Muslim moderat, kenyataannya Islam tetap menjadi sasaran serangan para politisi dan media yang berada di bawah kontrol kelompok neo-konservatif dan kelompok lobi Israel, " papar Khatib.

Saroya, yang aktif dalam kegiatan pendampingan para korban kejahatan berpendapat, Obama lebih bersahabat dengan Muslim. "Sebagai seorang senator, ia mempekerjakan staff Muslim dan berkunjung ke masjid, " kata Saroya.

Saroya mungkin tidak tahu, bahwa baru-baru ini seorang penasehat kampanye Obama, seorang Muslim bernama Mazen Asbahi, mengundurkan diri. Pengunduran diri itu menimbulkan tanda tanya, apakah Asbahi memang mengundurkan diri atau disuruh mundur, karena sebelumnya beredar laporan-laporan bahwa Asbahi pernah bekerja sama dengan seorang imam yang mendukung perjuangan Ikhawanul Muslimin di Mesir.

Selama kampanyenya, Obama juga selalu menghindari pertemuan dengan para imam Muslim di depan publik. Ia juga tidak berdialog dengan warga Muslim, apalagi berkunjung ke masjid. Obama lebih sering berkunjung ke sinagog atau gereja. Obama juga menolak undangan dari organisasi-organisasi Muslim dan Arab Amerika.

Sikap kritis ditunjukkan oleh Abia Ali, seorang Muslimah AS yang bekerja di sektor keuangan AS. Ia mengatakan tidak akan ikut pemilu presiden AS bulan November mendatang, bukan semata-mata ia belum resmi sebagai warga negara AS.

"Obama lebih buruk dari McCain. McCain, setidaknya bicara terus terang tentang ketidaksenangannya terhadap Islam dan Muslim. Tapi Obama, untuk memuaskan mayoritas rakyat Amerika, saya khawatir ia akan lebih berbahaya bagi umat Islam dan negara-negara Muslim, " ujar Abia.

"Yang ada dalam pikiran Obama, selama ia bisa memuaskan kehendak warga mayoritas, dia tidak perlu mempedulikan warga Muslim baik yang ada di Amerika maupun yang ada di seluruh dunia, " sambung Abia sinis. (ln/iol)