Pembunuhan terhadap tokoh oposisi Benazir Bhutto mengguncang Pakistan dan memicu spekulasi siapa di balik aksi keji pembunuhan Bhutto.
Talat Hussein, analis politik di Islamabad mengungkapkan, banyak kekuatan yang mungkin berada di belakang pembunuhan Bhutto dan Bhutto sendiri pernah menuding agen-agen intelejen pemerintah dan kelompok militan yang pro-al-Qaidah berada di belakang upaya pembunuhan terhadap dirinya.
"Para penyelidik selayaknya memperhatikan dua kelompok ini dalam melakukan penyelidikan terhadap insiden pembunuhan ini, " kata Hussein.
Insiden bom bunuh diri yang menewaskan Bhutto hari Kamis kemarin, merupakan upaya pembunuhan kedua terhadap Bhutto. Dalam percobaan pembunuhan pertama pada 18 Oktober lalu di Karachi, Bhutto lolos dari maut.
Bhutto menjadi perdana menteri kedua di Pakistan yang tewas dibunuh, setelah Perdana Menteri Liaquat Ali Khan, yang dibunuh pada tahun 1951 di Rawalpindi saat berpidato di depan massanya. Selama itu pula, tidak ada petunjuk siapa yang membunuh Ali Khan.
Atas tewasnya Bhutto, pemerintah Pakistan mengumumkan hari berduka selama tiga hari. Namun di sejumlah kota di Pakistan, ribuan pendukung Bhutto dikabarkan mengungkapkan kemarahannya dengan melakukan aksi turun ke jalan.
Massa yang marah membakar sejumlah kendaraan, memaksa pedagang untuk menutup tokonya, melempari kendaraan yang lewat di jalan dengan batu, membakar kantor-kantor bank, pom bensin, toko-toko dan kantor-kantor partai politik yang pro-Musharraf. Di distrik Dadu, massa dilaporkan membakar rumah seorang mantan menteri.
Sebagai ungkapan kemarahan dan duka cita, para pendukung Bhutto yang turun ke jalan memukul-pukul dada mereka dan meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk pembunuhan terhadap Bhutto.
Muttahida Majlis-e-Amal (MMA)-aliansi enam partai Islam di Pakistan-menyebut insiden pembunuhan Bhutto sebagai tragedi nasional. "Ini merupakan aksi terorisme yang paling terkutuk, yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dan Pakistan, " kata Qazi Hussain, presiden MMA dan Jammaat-el-Islami.
Menurut Hussain, pembunuhan Bhutto adalah upaya untuk membuat situasi Pakistan menjadi kacau. Ia menegaskan, Islam tidak membenarkan pembunuhan terhadap orang tak berdosa dengan alasan apapun.
Sekilas tentang Benazir Bhutto
Kisah keluarga Bhutto mirip dengan kisah keluarga Nehru-Gandhi di India. Dinasti Bhutto dikenal dunia sebagai keluarga politisi. Ayah Benazir, Zulfikar Ali Bhutto adalah perdana menteri Pakistan di era tahun 1970-an. Pemerintahan Ali Bhutto ditumbangkan oleh Jenderal Zia-ul-Haq pada bulan April, 1979 dan Ali Bhutto dihukum gantung.
Bhutto dan kedua abangnya mengikuti langkah sang ayah, terjun ke dunia politik. Namun pada tahun 1985, kakak laki-laki Benazir, Shah Nawaz tewas diracun di apartemennya di Prancis Selatan Dan pada tahun 1996, kakak laki-lakinya yang lain, Murtaza dituduh terlibat dalam aksi terorisme dan tewas ditembak di Karachi.
Bhutto yang lahir di provinsi Sindh pada tahun 1953 dan pernah mengenyam pendidikn di Harvard dan Oxford ini akhirnya bisa mencapai puncak karir politiknya dengan menjabat sebagai perdana menteri Pakistan pada tahun 1988-1990 dan tahun 1993-1996.
Bhutto meninggalkan Pakistan pada tahun 1999, di tengah tudingan korupsi oleh pemerintahan Musharraf. Ia kembali ke Pakistan pada 18 Oktober 2007 setelah Presiden Musharraf memberikan pengampunan atas tuduhan korupsi. Selama di Pakistan, Bhutto melanjutkan perjuangan politiknya dan menjadi oposisi pemerintahan Musharraf. Sampai terjadi insiden hari Kamis (27/12) sore, sebuah serangan bom bunuh diri menewaskan
Benazir Bhutto. (ln/iol/bbc)