Di tengah janji yang terus menerus berulang untuk memberikan hak yang sama bagi kaum Muslim (Sunni) di negeri Syiah Iran , ulama Sunni memiliki kekhawatiran adanya diskriminasi yang berkelanjutan lingkungan mayoritas agama Syiah .
” Muslim di Iran berharap untuk diakhirkan segala bentuk diskriminasi , ” ujar Molavi Abdolhamid Ismaeelzahi , seorang ulama Sunni , seperti dikutip oleh Al Jazeera pada hari Minggu, 9 Maret.
” Semua orang berharap [ Presiden Hassan ] Rouhani dapat memenuhi janji-nya dan juga menerapkan konstitusi dan menghentikan tindakan ilegal dan menghentikan segala diskriminasi , ” tambah Ismaeelzahi .
Karena dasar Republik Syiah Iran dibentuk pada tahun 1979 , pemerintah telah menghambat altifitas ibadah Muslim Sunni di Teheran walau hanya untuk membangun dan mengoperasikan masjid Muslim Sunni .
Presiden Iran Rouhani awalnya berjanji untuk merebut pemilih Muslim Sunni dan ia berjanji untuk memperbaiki situasi minoritas Muslim Sunni di Iran.
Selama kampanye pemilunya , Rouhani mengeluarkan pernyataan 10 point menjamin perlindungan hukum yang sama untuk semua orang Iran , tanpa memandang etnis dan agama .
Janji Rouhani itu diulangi dalam pidato baru-baru ini di kota selatan Iran – Bandar Abbas .
Namun , Muslim Sunni masih tetap menghadapi berbagai bentuk diskriminasi kebebasan beribadah, partisipasi politik, bahkan pekerjaan .
” Diskriminasi yang paling penting terhadap Muslim Sunni di Iran adalah diskriminasi dalam lapangan pekerjaan , ” ujar Ismaeelzahi .
” Muslim Sunni di Iran telah menghadapi masalah ini sejak timbulnya revolusi Syiah era Khomeni. ”
Sunni merupakan sekitar 20 persen dari 70 juta warga Iran , dan mereka termasuk dari kelompok etnis yang berbeda , seperti Kurdi , Balushis , Turkemans , Arab , dan Talishis .
Diskriminasi anti – Muslim Sunni juga telah meluas ke lapangan pekerjaan di pemerintahan , yang didominasi Syiah .
” Sampai saat ini , di kementerian dan kedutaan pemerintah Republik Iran , tidak ada satupun Muslim Sunni yang bekerja , dan mereka tidak mendapatkan posisi penting seperti gubernur atau administrator , ” kata Mohammad Hussein Gorgi , imam Sunni dari Azadshahr di Iran utara.
Imam Sunni tersebut berharap bahwa pemerintahan saat ini segera memenuhi janji-janjinya dan akhiri memperlakukan Muslim sebagai warga negara kelas dua .
” Setelah revolusi Syiah Iran , Muslim tidak diperbolehkan untuk menyiarkan dan mengekspresikan pendapat mereka … bahkan walaupun hanya dalam satu program TV atau satu media center di wilayah provinsi , ” dikutip dari surat terbuka ulama Sunni Iran kepada Khamenei .
” Sebaliknya , media nasional digunakan secara bebas untuk menodai … dan menyinggung umat Islam Sunni . ” tambahnya.
Republik Syiah Iran membenarkan tindakan keras terhadap Muslim Sunni dengan alasan membalas serangan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Muslim Sunni melawan Syiah mayoritas .
Beberapa bulan yang lalu , 16 Sunni dieksekusi hukuman mati oleh pemerintah Syiah Iran atas tuduhan sepihak adanya serangan ‘ teroris ‘. (OI.Net/KH)