Shimon Perez dan Mahmud Abbas, Sepakat Bangun Kota Industri di Tepi Barat

Israel dan pemerintah Palestina melakukan kesepakatan bersejarah di Turki. Keduanya setuju membangun kota industri di Tepi Barat. Kesepakatan itu terjadi dalam penutupan forum ekonomi Ankara yang beranggotakan sejumlah pebisnis asal Turki dan ditandatangani oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Pemimpin Israel Shimon Perez, disaksikan oleh Presiden Turki Abdullah Gul.

Usai penandatanganan, Perez menyampaikan dalam konferensi pers soal kebahagiaannya. Ia mengatakan, “Kesepakatan ini akan memunculkan situasi kondusif yang bisa berguna bagi kedua belah pihak. ”

Ia mengatatakan langkah kesepakatan itu juga mendapat dukungan seluruh partai di parlemen Israel. “Kesuksesan proyek ini akan menjadi investasi besar bagi perwujudan perdamaian di Timur Tengah, ” ungkapnya lagi.

Turki pada Januari 2006 lalu, bersama Pemimpin Palestina dan Israel telah berhasil menyepakati poin pembangunan wilayah industri di Erez, Utara Ghaza. Tapi proyek ini praktis tidak berjalan, setelah Hamas menguasai Ghaza pada pertengahan Juni lalu. Forum ekonomi adalah sebuah lembaga yang beranggotakan pebisnis Turki dan Israel. Mereka yang menyusun proyek ekonomi besar di wilayah yang berada dalam kekuasaan Palestina.

Pemerintah Turki yang kini dipimpin oleh Partai Keadilan dan Pembangunan yang berakar pemikiran Islam, memandang bahwa proyek ini salah satu upaya yang bisa mendukung perdamaian di Timur Tengah. Hal ini dilakukan Turki, mengingat selama ini Turki telah menjadi partner utama bagi Israel dan Palestina, dalam koridor keIslaman, terhadap krisis yang terjadi di Palestina.

Kesepakatan ini dilakukan menjelang penyelenggaraan konferensi Annapolis, yang dipelopori AS. Konferensi itu sendiri merupakan konferensi perdamaian yang selama 7 tahun terakhir terhambat akibat kebiadaban Israel yang tak pernah berhenti terhadap rakyat Palestina. Kejahatan Israel itu, yang kemudian menjadikan energi perlawanan Palestina semakin berkobar hingga saat ini. Kesepakatan kota industri ini, diperkirakan bakal menuai kontroversi tajam dari banyak rakyat Palestina. Pada waktu yang sama, rakyat Palestina di Ghaza tengah menghadapi gempuran tentara Israel yang tak pandang bulu melakukan serangan terhadap rakyat sipil sekalipun.(na/iol)