Foto; AFP
eramuslim.com – Suasana ibadah shalat Jumat pada 20 Agustus di masjid-masjid Afghanistan setelah kejatuhan pemerintah, nampak berbeda. Terutama dengan kehadiran pria-pria bersenjata dari kelompok Taliban.
Mereka mengapit seorang cendekiawan saat ia menyampaikan khutbah Jumat di sebuah masjid Kabul yang dipenuhi jamaah. Ini adalah ibadah shalat Jumat pertama sejak Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan lima hari lalu, dan nampak wajah murah dari para jamaat.
Jumat siang itu pengkhotbah di Masjid Abdul Rahman mengisi khutbahnya dengan sejarah bagaimana Afghanistan telah mengalahkan kerajaan Inggris, Uni Soviet, dan sekarang Amerika Serikat di medan perang.
“Afghanistan sekali lagi menunjukkan kebanggaan,” katanya, seraya menambahkan bahwa negara itu pada dasarnya adalah bangsa yang berani.
Sebelum Taliban berjaya lagi, khotbah pada shalat Jumat biasanya dikoordinasikan oleh pemerintah untuk menyampaikan pesan politik tentang persatuan nasional dan topik lainnya.
Di masjid-masjid di seluruh ibu kota, tema menyeluruh tampaknya menjadi seruan bagi warga Afghanistan untuk memberi kesempatan kepada rezim baru, alih-alih melarikan diri dari negara itu, dan membantu membangunnya kembali afghanistan, adalah pesannya.