Tak ada yang paling membahagiakan Shahid Qurbanov, selain mendapatkan visa dari Kerajaan Arab Saudi sehingga ia bisa menunaikan ibadah haji di tanah suci. Tapi apa persoalan jamaah asal Azerbaijan itu sehingga bermasalah dengan visa?
Qurbanov bukannya sengaja ingin melanggar aturan soal visa yang diwajibkan jika seseorang ingin memasuki negara lain. Ia sebenarnya sudah membuat visa untuk berhaji, tapi karena ia berangkat haji dengan jalan kaki, masa berlaku visanya habis ketika ia akan memasuki negara Arab Saudi. Pasalnya, perjalanan dari Baku sampai Riyadh dengan jalan kaki, ditempuhnya dalam waktu tiga bulan, sekitar 90 hari.
Dengan keputusan Kerajaan Arab Saudi yang bersedia memberikan perpanjangan visa selama dua bulan untuk berhaji, serta dukungan dari pemerintah Arab Saudi dan kedutaan besar Azebaijan, Qurbanov akan melengkapi perjalanan marathonnya sampai ke tanah suci, Makkah. Ia dijadwalkan akan sampai di Makkah pada hari ini, Senin (11/12).
"Atas nama rakyat dan pemerintah Azerbaijan, kedutaan besar Azerbaijan mengucapkan terima kasih kepada pihak berwenang Arab Saudi yang telah memberikan visa haji dan memfasilitasi perjalanan suci Qurbanov," kata juru bicara kedubes Azerbaijan, seperti dikutip Arab News.
Jubir itu menambahkan, meski perjalanan haji dengan jalan kaki sepanjang kurang lebih lima ribu kilometer dari Baku ke Makkah adalah inisiatif pribadi, pihak kedutaan memberikan dukungan penuh pada Qurbanov.
Perjalanan Qurbanov ke tanah suci, melintasi empat negara. Selama perjalanannya, ia berhasil lolos dari hampir enam kali ancaman kematian. Ia melewati Kuwait pada 25 November untuk masuk ke Arab Saudi dan ia tiba di Riyadh pada 30 November lalu.
Qurbanov menempuh perjalanan sepanjang 50 sampai 60 kilometer setiap hari dengan membawa beban berupa tas berisi kebutuhannya sehari-hari seberat 16 kilogram, dan tentu saja ia selalu membawa bendera Azerbaijan.
Qurbanov adalah seorang veteran perang. Misi itu ia lakukan selain untuk menunaikan salah satu perintah Islam, Ia juga ingin berdoa di Makkah dan Madinah agar bisa mengalahkan agresi orang-orang Armenia.
Ditanya apakah ia akan jalan kaki juga dari Riyadh ke Makkah, Qurbanov menjawab, "Saya harus menggunakan kendaraan untuk menutupi jarak yang tersisa karena kendala waktu. Kalau saya jalan kaki dari Riyadh ke Makkah, saya kemungkinan tidak bisa sampai tepat waktu untuk beribadah haji."
Ia juga mengatakan punya keinginan untuk berjalan kaki lagi saat pulang kembali ke Baku dan rencananya ia akan lewat Kuwait dan Iran dalam perjalanan pulang.
Qurbanov akan bergabung dengan jamaah haji asal Azerbaijan lainnya yang akan tiba di Arab Saudi pada tanggal 14 Desember lusa. Menurut laporan, dua kelompok jamaah haji Azerbaijan akan meninggalkan Baku menuju tanah suci, satu kelompok menggunakan pesawat dan kelompok satunya lagi menggunakan bis. Kelompok jamaah haji yang menggunakan bis, akan melalui negara Iran, Turki, Suriah dan Yordan sebelum ke Arab Saudi. Untuk tahun ini, Arab Saudi memberikan quota sebanyak 4.500 jamaah haji bagi Azerbaijan.
Sekitar 93,4 persen penduduk Azerbaijan adalah Muslim, 2,5 persen orang Rusia dan 2,3 persen orang-orang Armenia.
Perkembangan Islam di negara itu cukup pesat. Dalam beberapa tahun belakangan ini, ratusan masjid baru didirikan di negara itu, bekas-bekas tempat ibadah diperbaiki dan belasan organisasi keagamaan didaftarkan. Demikian pula dengan sekolah Islam yang makin banyak dan banyak di antara pemuda Azerbaijan yang menuntut ilmu agama Islam di universitas-universitas di Arab Saudi, Mesir, Iran, Turki dan Pakistan. (ln/arabnews)