Setelah Kecam Israel, Cucu Mahatma Gandhi Mundur dari Sebuah Lembaga Studi di AS

Entah mengundurkan diri atau ditekan agar mengundurkan diri, Arun Gandhi-cucu Mahatma Gandhi-menyatakan mundur sebagai kepala lembaga studi perdamaian yang berbasis di AS. Arun mundur, setelah ia melontarkan kritik terhadap Israel.

Kritik itu disampaikan Arun dalam essainya yang ditulis di blog Washington Post. Dalam tulisannya, Arun mengatakan bahwa Israel dan Yahudi adalah pemain terbesar di dunia dalam hal budaya kekerasan, yang pada akhirnya akan menghancurkan kemanusiaan.

Arun Gandhi juga menyinggung soal masa depan kaum Yahudi yang menurutnya "terjebak dalam sejarah holocaust" yang dijadikan senjata oleh Yahudi untuk menarik simpati dunia, namun justru menjauhkan Israel dari sebagian negara-negara lainnya.

"Bangsa manapun yang terus menerus terpaku pada masa lalu, tidak akan bisa maju, khususnya negara yang meyakini bahwa mereka bisa bertahan hanya jika menggunakan senjata dan bom, " tulis Arun Gandhi.

Ia mempertanyakan apakah tidak sebaiknya Israel berteman dengan negara-negara yang membencinya. "Kita telah menciptakan sebuah budaya kekerasan, Israel dan kaum Yahudi adalah pemain-pemain besarnya, dan budaya kekerasan itu akhirnya akan menghancurkan kemanusiaan, " sambung Arun yang mengepalai M.K Gandhi Institute for Non-Violence, salah satu lembaga yang didirikannya di University of Rochester, New York.

Sekitar 438 orang langsung mengomentari tulisan Arun-kebanyakan dari mereka adalah anggota On Faith Forum situs Washington Post-dan mengatakan bahwa seorang Gandhi seharusnya tidak menuliskan pernyataan semacam itu tentang Israel. Tentu saja komentar bernada protes datang dari kelompok Yahudi dan pendukungnya yang ada di AS.

Ketua Jewish Federation of Rochester, Larry Fine menyebut pernyataan-pernyataan Arun Gandhi sebagai pernyataan tercela. Abraham H. Foxman, direktur nasional Anti-Defamation League mengatakan, Arun seharusnya lebih sensitif terhadap sejarah bangsa Yahudi.

Yang jelas, situs Washington Post menyatakan permohonan maaf atas tulisan Arun, begitu juga Arun. Dalam pernyataan maafnya Arun mengatakan bahwa ia seharusnya tidak menyamakan kebijakan-kebijakan pemerintah Israel sebagai refleksi dari sikap semua orang Yahudi.

"Tujuan saya adalah untuk memunculkan sebuah diskusi yang sehat tentang kekerasan… tentu saja saya tidak bermaksud bahwa kata-kata saya akan menyebabkan kemarahan, kebingungan dan pelecehan terhadap pihak lain, " tulis Arun Gandhi dalam surat pengunduran dirinya. Meski demikian Arun menegaskan bahwa ia tetap mengkritik aksi-aksi kekerasan yang dilakukan pemerintah Israel.

Anak laki-laki Arun, Tushar Gandhi pada Tehran Times mengatakan bahwa ayahnya dikeluarkan dari forum oleh Washington Post. Tushar menyatakan hanya bisa berharap kelompok lobi Yahudi melihat komentar-komentar ayahnya dengan adil dan menerima masukkan-masukkannya. (ln/al-arby)