Perdana Menteri Australia Tony Abbott meminta kepada para pejabat untuk mempertimbangkan kembali pembatasan yang diberlakukan terhadap pemakai jilbab seperti cadar atau niqab di Parlemen, setekah muncul reaksi keras di kalangan masyarakat yang mengecam tindakan ini.
Pembatasan tersebut rencana akan memaksa wanita yang mengenakan niqab akan mengikuti kegiatan parlemen melalui ruang kaca, hal ini memicu ketegangan antara pemerintah dengan umat Islam setelah serangkaian serangan yang terkait keamanan terjadi di Negara tersebut.
Abbot mengatakan kepada para wartawan di Canberra,”saya telah meminta ketua Parlemen untuk mempertimbangkan kembali keputusan itu, dan saya piker itu adalah keputusan sementara dan itu aka dibahas lagi dalam waktu dekat…….”
Pembatasan ini telah mengundang kecaman sangat keras dari organisasi Islam dan anggota oposisi di parlemen, termasuk dari anggota parlemen Andrew Wilkie yang menyebut tindakan ini sebagai “Apartheid religius”.
Pada minggu lalu, senator Corry Bernardi, salah satu anggota partai yang sama dengan partai perdana menteri, meminta untuk mencegah masuknya wanita ke parlemen bila mengenakan burqa, yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh dari kepala sampai kaki, karena alas an keamana. (hr.im)