Setelah Boikot, Sudan Larang Orang Denmark Masuk ke Negaranya

Sudan menunjukkan kepeduliannya yang tinggi terhadap penghinaan yang dilakukan media cetak Denmark terhadap Nabi Muhammad Saw. Presiden Omar al-Bashir menyatakan tidak akan mengizinkan orang-orang Denmark menginjakkan kakinya di Sudan.

"Kami katakan pada kalian, bahwa tak satu pun orang Denmark yang akan mengotori tanah Sudan, " kata al-Bashir di tengah sekitar 10.000 rakyat Sudan yang berunjuk rasa di Khartoum, memprotes penerbitan kembali kartun-kartun Nabi Muuhammad Saw oleh press Denmark. Ia menegaskan pula bahwa Sudan bisa mengambil sikap tegas dengan memboikot orang-orang maupun perusahaan-perusahaan Denmark.

Juru Bicara Menteri Luar Negeri Sudan, Ali al-Sadiq mengatakan bahwa pihaknya siap melaksanakan keputusan presiden. "Kami akan melarang semua orang Denmark masuk ke Sudan, " ujarnya.

Al-Sadiq tidak menyebutkan apakah larangan itu juga berlaku terhadap para diplomat. Sementara para pejabat konsulat Denmark belum mau memberikan komentar atas pernyataan Presiden Sudan itu.

Aksi protes itu diorganisir oleh organisasi Front Popular Pembela Agama dan Kepercayaan, yang mendukung partai berkuasa di Sudan saat ini, Partai Kongres National. Anggota partai itu juga menyerukan agar pemerintah Sudah memutus hubungan diplomatik dengan Denmark.

Aksi unjuk rasa dimulai dari Universitas Khartoun menuju pusat kota. Para pengunjuk rasa membawa spanduk-spanduk bertuliskan "Kami semua mengorbankan hidup kami untuk Rasulullah Muhammad" dan "Putus Produk Denmark."

Para pengunjuk rasa juga mengecam AS dan Israel yang menurut mereka telah berkonspirasi mendorong media-media cetak Denmark untuk menerbitkan kembali kartun-kartun yang pernah memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Dalam aksi protes itu, Presiden al-Bashir menyatakan dukungannya terhadap bangsa Palestina dan menyerukan pembebasan kota Yerusalem dari cengkeraman rejim Zionis.

Jumlah produk Denmark yang beredar di Sudah tidak sebanyak di Arab Saudi dan Indonesia. Namun kepedulian rakyat Sudan dan pemimpinnya dalam kasus kartun ini patut dipuji. Wacana boikot produk Denmark juga sudah bergema di Saudi. Bandingkan dengan Indonesia yang sama sekali tak bersuara.

Di Sudan terdapat sejumlah lembaga bantuan yang didanai Denmark, seperti Danish Refugee Council dan Danish Red Cross yang beroperasi di barat Darfur. Pada tahun 2006, Sudan menerima paket bantuan dari Denmark sebesar 26 juta dollar dan 100 juta dollar untuk keperluan bantuan kemanusiaan dan pembangunan. Paket bantuan itu masih berlaku dan baru akan berakhir akhir tahun 2009. (ln/aljz)