Pemahat asal Jerman, Gregor Schneider akan membuat replika Ka’bah untuk dipajang di depan ruang pamer Arts Gallery, yang berlokasi di sebelah utara kota Hamburg.
Schneider membuat replika itu setelah mendapat izin dari otoritas Jerman dan tentu saja rencana Schneider itu mendapat dukungan dari kalangan warga Muslim. Replika Ka’bah itu rencananya akan dipamerkan pada tanggal 23 Maret-10 Juli.
"Saya ingin mengenalkan pada masyarakat luas sebuah tempat peribadahan paling tua, " kata Schneider, Selasa (20/2) seperti dikutip Islamonline.
Menurutnya, Ka’bah sangat unik karena memiliki aura misteri yang melingkupi bangunan yang menjadi petunjuk arah sholat bagi Muslim sedunia itu. Schneider menyebut Ka’bah sebagai salah satu bangunan paling mengagumkan di dunia.
Schneider adalah salah seorang pematung yang cukup terkenal di Jerman. Keinginannya untuk menampilkan replika Ka’bah, ternyata melalui jalan panjang dan berliku-liku. Ia sudah berulangkali mengajukan permohonan pada Venice Biennale dan St. Mark Square di Italia, agar boleh memajang replika Ka’bah. Namun permohonannya ditolak dengan alasan "politik dan keamanan. " Resistensi juga ditunjukkan pemerintah, pendeta dan pemuka Islam di Italia. Mereka menyatakan, replika itu hanya akan memicu reaksi keras dari warga Muslim.
Schneider memendam kekecewaan pada otoritas pemerintah kota Berlin, yang menolak permohonannya itu dengan alasan yang sama. Namun Berlin mengemukakan alasan itu berdasarkan petunjuk dari Roma.
Sejak kasus kartun Nabi Muhammad saw di Denmark, pemerintah Jerman bersikap hati-hati terhadap hal-hal yang bisa dianggap menyinggung warga Muslim. Pada bulan Februari 2006, German Academy of Art dalam kontes yang diselenggarakannya, menarik kembali sebuah replika masjid yang diujung menara-menaranya diletakkan benda yang bentuknya mirip dengan bentuk rudal.
Lampu hijau yang diberikan oleh otoritas kota Hamburg, tentu saja membuat Schneider senang. "Hamburg dengan jumlah populasi Muslim yang besar, masjid-masjid, toko-toko kebab Turki sangat cocok sebagai tempat untuk menampilkan replika Ka’bah, daripada kota Venice, " tukasnya.
Warga Muslim Tak Keberatan
Sikap terbuka juga ditunjukkan oleh warga Muslim Jerman. Menurut mereka, apa yang dilakukan Schneider bukanlah bentuk penghinaan atau serangan terhadap mereka.
"Islam tidak menentang karya-karya seni, " kata Ketua Dewan Tinggi Muslim di Jerman, Nadim Elias.
Sementara Ahmad Yazgi, anggota Federasi Masyarakat Muslim menyatakan, "Warga Muslim tidak akan menilai karya itu sebagai bentuk serangan terhadap Muslimin. Umat Islam biasa menghias rumahnya dengan hiasan Ka’bah yang digambar dia atas batu porselain atau keramik, " jelasnya.
Replika Ka’bah, tambahnya, juga digunakan saat manasik haji, yaitu latihan pelaksanaan haji sebelum calon haji berangkat ke tanah suci.
Schneider rencananya akan membuat replika Ka’bah dengan ukuran panjang dan lebar 13 meter. (ln/iol)