Pasukan Libanon dan Israel saling baku tembak di perbatasan kedua negara itu. Militer Libanon menyatakan pasukannya terpaksa melepaskan tembakan terlebih dulu karena melihat kendaraan militer Israel masuk, melintasi perbatasan Libanon.
"Sebuah buldoser milik militer Israel melintasi perbatasan di selatan Libanon malam ini, Pasukan kami melepaskan tembakan. Buldoser itu kemudian mundur dan sempat terjadi baku tembak sebentar, " kata jurubicara militer Libanon, Kamis (8/2)
Pihak Israel membantah telah masuk ke wilayah Libanon dan mengatakan bahwa mereka berada di dalam batas wilayah Israel saat insiden itu terjadi. Seorang sumber di Israel mengklaim bahwa pihak Israel sudah memerintahkan untuk menghentikan tembakan. Tapi pasukan Libanon masih menembaki mereka dan dibalas oleh tentara Israel.
Tidak ada korban jiwa dalam baku tembak itu, namun jurubicara Pasukan Sementara PBB di Libanon (UNIFIL), Milos Strugar dalam pernyataannya hari ini menyatakan bahwa insiden itu merupakan insiden "serius." Untuk itu UNIFIL sudah mengerahkan pasukannya ke perbatasan Israel-Libanon di selatan.
"Baku tembak, pertama kali dilakukan oleh pasukan Libanon setelah sebuah buldoser militer Israel melewati pagar pembatas, nampaknya mereka ingin membersihkan area pagar pembatas garis biru, di mana terdapat banyak ranjau di area tersebut, " jelas Strugar.
Alasan serupa diungkapkan jurubicara militer Israel, pasukannya memang sedang membersihkan area yang mereka sebut banyak ditanami ranjau oleh para pejuang Hizbullah. Israel mengklaim menemukan empat bom yang belum meledak pada hari Senin kemarin, dekat garis biru disisi wilayah Israel.
Namun sumber-sumber di keamanan Libanon, pada al-Jazeera mengatakan bahwa pasukan mereka sudah disiagakan dan siap menghentikan setiap upaya pasukan Israel untuk melewati perbatasan dan masuk ke wilayah Libanon.
Militer Libanon bahkan menyatakan sudah memberlakukan situasi darurat di desa Marun al-Ras yang ada di perbatasan di Libanon Selatan. (ln/aljz)