Serangan Udara AS di Kota Basra, Satu Keluarga Irak Jadi Korban

Pasukan Udara AS melakukan serangan ke sebuah rumah di kawasan Al-Qibla, selatan kota Basra. Satu keluarga Irak menjadi korban, tiga orang tewas dan tiga orang lainnya luka-luka, sementara seorang bocah lelaki dalam keluarga itu selamat.

Rumah yang menjadi sasaran misil serangan udara pasukan AS itu, rata dengan tanah. Menurut, Awad Jailan, 16, yang selamat dari serangan tersebut, insiden itu terjadi pada pukul 06.00 sore waktu setempat dan menewaskan ayah, ibu, semua saudara laki-lakinya dan dua saudara perempuannya.

"Saya keluar dari rumah sebelum pukul enam untuk membeli sejumlah kebutuhan di toko. Saya mendengar berita serangan udara itu ketika masih berada di toko, dan saya langsung bergegas pulang dan mendapati rumah saya sudah rata dengan tanah, " tutur Jailan.

"Saya berusaha menyingkirkan reruntuhan bangunan dengan tangan untuk mencari keluarga saya, " sambungnya. Petugas penyelamat yang datang, akhirnya menemukan tiga jenazah saudara kandung Jailan, beserta jenazah kedua orang tua dan saudara-saudara lelakinya.

Militer AS membenarkan serangan itu dan mengatakan bahwa target serangannya adalah "pasukan musuh", meski kenyataannya yang menjadi korban adalah satu keluarga Irak tak berdosa.

Sementara itu, PM Irak Nouri al-Maliki menegaskan kembali akan menumpas kelompok milisi Syiah pimpinan Moqtada al-Sadr. "Kami tidak mau bernegosiasi dengan para pelanggar hukum, " kata Maliki dalam keterangan pers di kantornya di Zona Hijau, Baghdad.

Di pihak lain, Moqtada al-Sadr malah menyerukan agar rakyat Irak menggelar aksi unjuk rasa nasional pada 9 April mendatang, bertepatan dengan lima tahun jatuhnya kota Baghdad ke tangan pasukan koalisi AS. Sadr mengajak semua lapisan masyarakat untuk memprotes kehadiran pasukan AS dan sekutunya yang telah menjajah Irak.

"Sunni, Syiah, Kurdi dan Arab harus menunjukkan penolakannya dan menyuarakan perlawanannya terhadap tirani penjajah. Saya menyerukan partisipasi jutaan rakyat Irak dalam aksi demonstrasi ini, " demikian isi seruan yang dikeluarkan kantor al-Sadr yang berpusat di kota Najaf. (ln/mol/bbc)