Pergerakan ISIS semakin memuncak, Rabu kemarin merebut kota Irak bagian utara, Tikrit, hanya sehari setelah kota kedua terbesar di negara itu Mosul jatuh di bawah kendali mereka.
Kemajuan mereka menyapu, dan menyambut runtuhnya tentara Irak – di mana Amerika Serikat telah menghabiskan setidaknya $ 16 Milyar untuk membangun militer Syiah Irak – telah mengirimkan sinyal kejutan internasional.
Militan ISIS mengambil alih gedung-gedung pemerintah, lembaga keuangan dan persediaan senjata, yang dapat membantu mereka mendapatkan kekuatan dalam perang mereka melawan pemerintahan Syiah Perdana Menteri Nouri al-Maliki.
Di Tikrit – kota kelahiran mendiang Saddam Hussein, dan ibukota provinsi Salaheddin – ISIS merebut sebuah penjara lokal dan membebaskan ratusan tahanan Muslim.
Tikrit terletak kira-kira terletak di pertengahan antara Baghdad dan Mosul.
“Kini kota Tikrit sudah di tangan para milisi ISIS ,” ujar seorang kolonel polisi yang dikutip oleh Agence France-Presse .
Di sisi lain, Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan tentang “situasi serius ” tersebut. Dengan mengatakan ISIS “bukan hanya ancaman bagi stabilitas Irak, tapi ancaman bagi seluruh dunia,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak para pemimpin politik untuk bersatu dalam menghadapi ancaman ISIS.
Juru bicaranya Stephane Dujarric mengatakan Ban “prihatin dengan serius memburuknya situasi keamanan di Mosul, di mana ribuan warga sipil telah mengungsi.”
Chris Doyle, direktur Dewan Arab-Inggris Understanding (Caabu), mengatakan kepada BBC pada hari Rabu bahwa di samping krisis regional lainnya, Irak perlu ditangani dengan urgensi dan keseriusan oleh masyarakat internasional.
“Ini penting bahwa kekuatan internasional harus bekerja sama dengan mitra regional untuk memastikan bahwa perang skala penuh lebih lanjut. “kata Doyle.
Nouzad Hadi, gubernur kota Kurdi , menyalahkan pemerintah Maliki untuk jatuhnya provinsi Nineveh, termasuk ibukotanya Mosul.
Hadi mengatakan di Dubai TV Hadath bahwa pasukan militer Irak memiliki “persenjataan terbaru dari Amerika Serikat,” tetapi “kebijakan keamanan Maliki telah menyebabkan kegagalan ini.”
Dia menambahkan: “Ini adalah tragedi yang nyata.” (Arby/KH)