eramuslim.com – Israel Selatan wilayah paling terdampak oleh serangan darat kelompok militan Palestina Hamas.
Sejumlah permukiman di wilayah tersebut sempat dikuasai oleh Hamas selama 17 jam. Be’eri, dekat Kota Ofakim, salah satunya.
Sabtu, (7/10/ ) pagi, ratusan kelompok militan Hamas yang menyeberang dari dekat Jalur Gaza, jadi mimpi buruk.
Ratusan warga sipil dan puluhan tentara Israel terbunuh dalam serangan itu.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu murka hingga mendeklarasikan perang terhadap Hamas.
Bagi sebagian besar warga Israel, peristiwa di Be’eri menunjukkan betapa lemahnya militer Israel mengantisipasi serangan.
Pasukan Hamas bertahap menguasai seluruh kibbutz (permukiman) Be’eri, yang berpenduduk 1.200 jiwa dan menjadikannya desa terbesar dari 25 desa yang membentuk Dewan Regional Eshkol.
Sejumlah anggota dewan regional Eshkol dibunuh. Beberapa diyakini telah diculik dan dibawa ke Jalur Gaza.
“Mereka berjalan di sekitar Be’eri seolah-olah merekalah pemilik tempat itu,” Haim Jelin, seorang penyintas sekaligus mantan anggota parlemen serta mantan ketua Dewan Regional Eshkol, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat, seperti dikutip Times of Israel.
Menurut dia, militan Hamas menembak tanpa pandang bulu, menculik siapa pun yang mereka bisa, dan membakar rumah-rumah penduduk.
Penduduk yang ketakutan melarikan diri. Namun, sebagian gagal.
Jelin menyebut apa yang terjadi di Be’eri sebagai “pembantaian.”
Dia mengatakan tidak mempunyai data pasti mengenai korban jiwa, korban selamat, korban penculikan atau orang hilang di Be’eri.
Namun, yang ia tahu serangan ini merupakan bagian dari serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh ratusan pasukan bersenjata Hamas.
Pasukan Hamas dengan mudah menembus iga kota, yakni, Ofakim, Sderot dan Netivot, serta beberapa desa.
Di Be’eri, invasi tersebut menampilkan elemen yang hanya bisa dibayangkan oleh sedikit orang Israel.
Seorang pria mengenakan pakaian sipil menjelaskan apa yang terjadi dalam bahasa Arab kepada juru kamera.
Pasukan bersenjata Hamas terlihat berlari di jalan-jalan beton Israel.
Ini adalah gambaran kemenangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka melakukan razia dari pintu ke pintu terhadap anggota dewan.
Mereka juga membunuh orang dan menangkap sedikitnya 50 orang lainnya.
Sekira 17 jam Hamas menguasai permukiman, barulah pasukan pertahanan Israel berhasil merebutnya dan membebaskan sebagian sandra.
Pasukan Pertahanan Israel membunuh puluhan teroris di wilayah Israel dan ratusan lainnya dalam serangan di Gaza, menurut Unit Juru Bicara IDF.
Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan memenangkan apa yang disebutnya perang dengan Hamas.
Ia memperingatkan bahwa Israel akan “menghancurkan” kemampuannya.
Namun jaminan tersebut tidak banyak menenangkan ketakutan yang telah hilang di benak Israel seiring dengan semakin kuatnya negara tersebut.
Einat Barzilai, seorang penulis dan dosen kebudayaan Israel menyebut momen itu sangat mengejutkan karena seperti adegan perang pembebasan Israel pada 1948.
Bahkan menurutnya dibanding saat berkecamuknya perang Yim Kippur di tahun 1973, warga merasa jauh lebih aman.
“Karena Perang Yom Kippur terjadi di garis depan. Perasaan tidak berdaya dan rentan, ketika rumah Anda diserang. Ini lebih mengingatkan pada Perang Kemerdekaan tahun 1948,” kata Barzilai, yang tinggal di Yerusalem. (Sumber: tribunnews)