Seorang agen intelejen Libanon, selamat dari percobaan pembunuhan dengan menggunakan bom. Agen intelejen itu hanya mengalami luka-luka, sementara empat dari beberapa pengawalnya tewas.
Agen intelejen itu adalah Letnan Kolonel Samir Shehade yang ikut menyelidiki kasus pembunuhan terhadap mantan perdana menteri Libanon Rafiq Hariri beberapa waktu lalu. Hariri sendiri tewas, juga karena serangan bom yang terjadi 14 Februari 2005.
Ledakan terjadi tak lama setelah konvoi rombongan Shehade meninggalkan kota Rmeileh, sekitar 30 kilometer sebelah selatan Beiurut, hari Selasa (5/9). Ledakan tersebut melukai Shehade dan tiga pengawalnya, sedangkan empat pengawalnya yang lain tewas.
Menteri Dalam Negeri Libanon, Ahmad Fatfat mengatakan, ledakan disebabkan oleh bom paku yang sengaja dipasang di jalan.
Belum diketahui apakah serangan bom ini ada kaitannya dengan hasil penyelidikan kasus pembunuhan Hariri yang rencananya akan diumumkan sepuluh hari lagi.
Shehade yang menjabat sebagai direktur unit intelejen keamanan dalam negeri Libanon, pada bulan September 2005, memerintahkan penangkapan terhadap empat agen intelejen Libanon yang diduga terlibat dalam kasus pembunhan Hariri. Menurut sejumlah pejabat keamanan Libanon yang tidak mau disebut namanya, Shehade sering menerima ancaman atas keterlibatannya dalam penyelidikan kasus Hariri.
Sejumlah tokoh di Libanon, mengutuk serangan bom terhadap Shehade. Putera Hariri, Saad Hariri yang juga anggota dewan legislatif di Libanon menyebutnya sebagai serangan teroris.
Mantan anggota parlemen dan teman dekat Hariri, Fares Soueid mengatakan, serangan merupakan sabotase bagi upaya pembentukan pengadilan internasional untuk kasus pembunuhan terhadap Hariri. (ln/aljz)