Aksi terorisme AS berulang lagi di Irak. Kepala kepolisian lokal Irak menyebutkan sebanyak 11 orang, kebanyakan kaum wanita dan anak-anak tewas dalam serangan AS ke sebuah lokasi di sisi utara Baghdad pada Rabu, (15/3). Sementara menurut sumber tentara AS di Irak jumlah warga sipil yang tewas dalam serangan mereka sangat sedikit. Seperti diberitakan, militer AS melakukan penyerangan dengan membombardir sebuah rumah yang terletak pada 80 kilometer utara Baghdad, pada Rabu pagi. Rumah tersebut terletak di kota Balad, dan dianggap sebagai tempat persembunyian senjata kelompok pejuang Irak yang didukung oleh jaringan Al-Qaidah.
Menurut Kantor Berita Perancis, kepala polisi Irak yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, “Mereka menyerang rumah Faez Khaerat secara tiba-tiba dan membunuh 11 orang sipil, termasuk 5 orang perempuan, dua orang pria dan 4 orang anak-anak. Sebelum pergi meninggalkan rumah yang hancur, mereka juga masih sempat membakar 3 buah mobil.”
Pemberitaan ini didukung pernyataan kameramen dari Kantor Berita Perancis yang menyaksikan mayat-mayat bergelimpangan di lokasi penyerangan, termasuk anak-anak yang sebagian masih berusia balita. Mayat anak-anak balita itu tertimbun dalam reruntuhan rumah. Sebanyak 9 orang dari korban itu adalah keluarga Faez Khaerat, sementara 2 orang lainnya adalah mereka yang sedang bertamu. Seperti biasa, militer AS mengeluarkan pernyataan berbeda dengan data tersebut. Menurut AS, hanya dua wanita, satu orang anak dan satu orang pria yang terbunuh dalam penyerangan itu.
“Pasukan kami mendapat serangan dari rumah itu. Lalu pasukan koalisi menyerang rumah tersebut dari udara dan darat,” ujar jubir tentara AS. Mereka juga mengatakan penyerangan itu adalah untuk menangkap pejuang Irak yang dianggap menjadi broker senjata serta penghubung dengan organisasi Al-Qaidah di Irak. Dalam serangan itu disebutkan, seorang pejuang Irak tewas.
Tragedi ini semakin memperburuk situasi Irak yang tengah dicabik-cabik oleh konflik antar sekte Syiah dan Sunni. Dalam beberapa hari terakhir, korban masih terus berjatuhan lebih dari 50 orang. (na-str/ikhol)