Tidak kurang dari 10 warga Somalia meninggal akibat haus, lapar, tidak ada persediaan air yang cukup, dan tersebarnya penyakit diare di sebuah desa wilayah Shabele, Somalia Selatan. 10 orang korban ini terhitung selama satu minggu terakhir.
Situs Somaliatoday.net melansir, di antara korban adalah anak-anak yang diserang penyakit diare, dan mereka tidak mendapatkan adanya pusat pelayanan kesehatan di wilayah Shabele.
Penduduk desa tersebut mengungkapkan, anak-anak dan orang tua meninggal karena tidak adanya pusat kesehatan yang melayani mereka; baik di tingkat nasional maupun internasional. Pusat pelayanan kesehatan yang ada telah meninggalkan Somalia karena faktor keamanan yang sangat buruk.
Di pihak lain, pemerintah desa Shabele mengatakan, "Warga Shabele meninggal dunia karena kurangnya air bersih yang layak minum. Selain itu, gizi masyarakat juga masih buruk. Hal ini menuntut setiap badan kemanusiaan segera mengulurkan tangan membantu warga Shabele."
Selama satu tahun terakhir, Somalia dilanda kemarau berkepanjangan. Hal ini sangat merugikan warga Shabele yang menggantungkan hidupnya pada pertanian dan mengembala hewan ternak.
Di Provinsi Jaljadud pihak kesehatan mengatakan, "Rumah sakit Ilpur di kota Jaljadud saat ini hanya memiliki persediaan obat-obatan yang sangat minim, sehingga tidak cukup untuk melayani masyarakat yang diserang penyakit."
Rumah sakit Ilpur juga tidak memiliki persediaan obat-obatan lengkap untuk mengobati korban konflik bersenjata yang menyebabkan 10 orang luka parah. Konflik bersenjata di wilayah Jaljadud ini terjadi sejak tiga hari yang lalu, antara Jamaah Ahlu Sunnah dan Harakah Syabab Mujahidin. (sn/st)