Sepanjang tahun 2008, pemerintah China menangkap sekitar 1.300 Muslim di wilayah Xinjiang yang mayoritas penduduknya Muslim, dengan tuduhan beragam, mulai dari tuduhan terorisme, ekstrimisme agama dan tuduhan-tuduhan lainnya berkaitan dengan masalah keamanan.
Laporan surat kabar Procuratorial Daily menyebutkan, pemerintah China melakukan banyak penangkapan terhadap Muslim sepanjang tahun 2008 dengan alasan untuk kepentingan stabilitas sosial karena pada saat itu China menjadi tuan rumah olimpiade yang berlangsung pada bulan Agustus.
Gelombang penangkapan itu memicu aksi kekerasan di Xinjiang menjelang pembukaan olimpiade. Media massa China menuding aksi-aksi kekerasan itu sebagian besar dilakukan oleh kelompok separatis Muslim Uighur China. Di Xinjiang, wilayah gurun yang luas yang membatasi Asia Tengah ini, terdapat sekitar delapan juta Muslim Uighur. Mereka sudah puluhan tahun mengeluhkan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah China.
Pemerintah China memerintahkan aparat hukumnya untuk melakukan tindakan tegas bagi kelompok-kelompok yang dianggap kelompok teroris, ekstrimis dan kelompok agama yang dinilai membahayakan keamanan negara China.
Bulan Desember kemarin, pengadilan China menjatuhkan vonis hukuman mati pada dua warga Muslim yang dituduh sebagai ‘teroris’ karena menyerang polisi China dalam insiden di Xinjiang yang menewaskan 17 polisi China dan 15 polisi lainnya luka-luka. Insiden tersebut terjadi empat hari sebelum pelaksanaan olimpiade. Dua warga Muslim itu dituding telah melakukan sabotase terhadap pelaksanaan olimpiade dan membunuh petugas polisi. (ln/aby)