Mengerikan. Tak terbayang bagaimana orang-orang menjalani hidup di Irak. Kementerian Dalam Negeri, Menteri Pertahanan dan Menteri Kesehatan Irak merilis data terbaru angka kematian yang semakin tinggi di Irak.
Sepanjang bulan Maret saja, angka kematian di Irak melonjak 13% dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal sepanjang bulan Maret kemarin, baik pemerintah maupun pasukan AS yang juga menempati ribuan pasukannya di Irak, telah memulai program strategi pengamanan baru di Baghdad.
Total jumlah kematian akibat kekerasan di Irak dalam bulan Maret mencapai 1.861 orang. Sementara di bulan Februari 2007, angka kematian akibat tindak kekerasan sebanyak 1.645 orang. Ini hasil keterangan resmi pemerintah Irak.
Menurut responden BBC di Baghdad, sejumlah orang bersenjata kini mulai memfokuskan serangan mereka ke luar kota Baghdad, mengingat di Baghdad sudah cukup ketat pengamanannya. Para diplomat AS juga mengakui, jika kekerasan di kota Baghdad menurun hingga 25% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Kekerasan di bulan Maret, umumnya terjadi di luar kota Baghdad, namun ibukota Irak dan sejumlah wilayah yang dekat dengannya masih mengalami serangan kekerasan yang liar. Pekan lalu, kota Telafar, utara Baghdad menyaksikan serangan dahsyat hingga membunuh 83 orang Syiah. Serangan itu dilanjutkan lagi dengan pembalasan yang menewaskan tak kurang 45 orang Sunni.
BBC menyebutkan bahwa Jonathan Charles, Komandan Militer AS di Irak mencium adanya perubahan strategi kelompok bersenjata yang meletupkan api pertempuran antar etnik. Sesuai angka resmi dari pemerintah Irak, sebanyak 165 polisi Irak, 44 tentara pemerintah Irak telah menjadi korban dalam kekerasan yang terjadi sepanjang bulan Maret kemarin.
Sementara jumlah pasukan AS yang meninggal di bulan itu lebih dari 80 orang. Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Irak, jumlah korban sipil yang meninggal sepanjang bulan Desember dan Januari adalah 1.900 orang. Jadi, korban tewas dalam sepanjang Maret ini, nyaris menyamai korban tewas pada dua bulan itu. (na-str/bbc)