Militer AS mengumumkan bahwa seorang tahanan di penjara militer Teluk Guantanamo meninggal selama akhir pekan lalu.
Komando Selatan AS, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Senin kemarin (10/9), mengatakan bahwa tahanan itu ditemukan “tidak sadar dan tidak responsif” oleh sipir pada hari Sabtu lalu selama pemeriksaan rutin, AFP melaporkan.
Laporan menambahkan, “Setelah langkah-langkah menyelamatkan nyawa secara ekstensif dilakukan, tahanan tersebut dinyatakan meninggal oleh dokter.”
Komando Selatan, bagaimanapun, tidak mengungkapkan nama dan kebangsaan dari tahanan yang meninggal di penjara Guantanamo.
“Seperti prosedur standar, Dinas Investigasi Kriminal Angkatan Laut telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut untuk menentukan penyebab dan cara kematian tahanan,” komando selatan mengatakan.
Fasilitas penahanan AS di teluk Guantanamo, Kuba, didirikan pada tahun 2002 oleh pemerintahan Bush. Hampir 800 tahanan telah dibawa ke kamp penjara itu sejak 7 Oktober 2001 ketika Washington memulai perang di Afghanistan.
Sebanyak 1.100 tentara AS dan personil angkatan laut dilaporkan terlibat dalam menjaga tahanan yang terdiri dari sembilan kamp yang terpisah di Guantanamo.
Palang Merah Internasional menggambarkan para tahanan di Guantanami mengalami berbagai tindakan penyiksaan, termasuk penggunaan ekstensif waterboarding, kurang tidur, pemukulan dan pengurungan dalam sel kecil dan dingin.
Salah satu tuduhan pelecehan di kamp AS adalah penghinaan terhadap agama para tahanan.
Menurut Amnesty International, dari 173 orang yang ditahan di Teluk Guantanamo hanya tiga yang telah dihukum di bawah sistem komisi militer, yang gagal memenuhi standar internasional terkait pengadilan yang adil.(fq/prtv)