Barangkali aneh kedengarannya, seorang petinggi negara diturunkan dari jabatannya karena satu alasan, yakni mempunyai lima orang anak. Tapi keanehan ini mungkin saja bisa hilang jika kita tahu lokasi kejadiannya.
Di China, pemerintah membuat undang-undang yang mewajibkan pembatasan kelahiran lantaran negara itu merupakan negara paling banyak jumlah penduduknya di dunia.
Harian Beizing News, terbitan Senin (9/4) memberitakan, Partai Komunis penguasa China telah memecat pejabatnya karena ia telah banyak mempunyai anak dari seorang isteri dan pasangan gelapnya. Pemecatan ini dilakukan dalam rangka memperketat tingkat kelahiran.
Harian itu menuliskan, “Cen Hawaiwin awalnya menjabat kepala kantor sebuah perusahaan milik pemerintah di Barat Laut Beizing. ” Disampaikan bahwa Cen mempunyai tiga orang anak perempuan dari isterinya yang telah berumah tangga sekitar 20 tahun, ditambah seorang anak laki dan perempuan dari pacarnya."
China tidak mengizinkan para isteri kecuali hanya memiliki satu anak saja. Untuk menghindar dari undang-undang tersebut, Cen mendaftarkan salah satu anak perempuannya sebagai anak dari saudara perempuannya. Sementara dua anak lain, disebutkan berasal dari pacarnya. Anak-anak itu juga hidup dengan kedua kakek nenek dari ibunya. Tapi siasat ini ini terungkap, setelah sang pacar melapor soal sedikitnya nafkah yang diberikan Cen untuk dua anaknya.
Tak ada lagi yang bisa dilakukan Cen kecuali menolak semua hubungan yang terkait dengan dirinya dan anak-anak dari pacarnya itu. Tapi sejumlah uji medis DNA membuktikan bahwa Cen memang orang tua dari dua anak tersebut. Masalahnya kemudian melebar, Cen dituding melakukan hubungan seksual secara tidak sah. Itulah kisah latar belakang Cen yang akhirnya dikeluarkan dari partainya dan sekaligus dipecat dari jabatannya.
Di China, tingkat kelahiran memang sangat tinggi dan karenanya pemerintah negeri itu telah menerapkan langkah pembatasan kelahiran sejak tahun 70-an. Meski sudah diterapkan, ternyata angka kelahiran masih saja tinggi hingga mencapai 400 juta anak dalam satu tahun. Tapi para pengamat mengingatkan bahwa penurunan drastis angka kelahiran di China justru akan menambah meningkatnya angka generasi tua. Di tahun 2020, diperkirakan jumlah orang tua di China yang berusia di atas 65 tahun, mencapai 160 juta orang. Angka itu sama dengan 11, 2% dari total penduduk China yang kini sudah mencapai angka satu milyar tiga ratus juta orang berdasarkan sensus Juli 2006. (na-str/iol)