Seorang dokter berkebangsaan Palestina yang tiga anak perempuannya dibunuh oleh tentara Israel di Gaza, dicalonkan sebagai peraih nobel perdamaian.
"Saya tidak bergembira akan hal ini, tetapi ini mendorong saya untuk berharap akan perdamaian antara Palestina dan Israel," demikian diungkapkan Abu al-Aish kepada Media Israel Yediot Aharonot (6/4).
"Saya menerima kabar tersebut setelah selesai rapat dengan presiden parlemen Eropa ketika saya sedang mengunjungi Belgia."
Abu al-Aish dinominasikan sebagai peraih penghargaan bergengsi itu oleh Belgia, yang pada pekan lalu memberikan gelar penduduk kehormatan Belgia kepada al-Aish. Ia dianggap telah berusaha keras dalam bidang kemanusiaan.
"Kita harus hidup dalam kedamaian. Semoga ketiga anak saya menjadi korban yang terakhir."
Dokter kandungan yang berumur 55 tahun itu menjadi salah satu simbol 22 hari penyerangan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan sekitar 1.437 orang Palestina dan melukai 5.450 lainnya.
Abu al-Aish mengatakan bahwa nomanasi tersebut merupakan kemenangan bagi kemanusiaan. Hal tersebut juga menjadi dorongan semangat baginya untuk terus mewujudkan perdamaian,
"Saya akan melanjutkan langkah saya. Tanggung jawab saya mungkin akan semakin banyak. Saya ingin menyelamatkan kehidupan manusia. Penghargaan ini akan membuat tragedi yang menimpa saya menjadi sesuatu yang positif bagi kemanusiaan." (L2/aby/iol)