Israel tidak akan pernah membiarkan warga Jalur Ghaza hidup aman dan nyaman. Pesawat-pesawat Israel, Jumat (25/1) pagi menggempur kota Rafah di selatan Ghaza yang menyebabkan empat warga Palestina gugur.
Juru bicara militer Israel membenarkan bahwa pasukan udaranya melakukan serangan ke Ghaza pada Jumat pagi. Serangan pertama menghancurkan sebuah mobil berisi dua laki-laki warga Ghaza. Menurut Hamas, target serangan kedua Israel adalah dua komandan lokal Hamas di Rafah.
Media Israel Puji Hamas
Sementara itu, sejumlah media massa Israel yang terbit hari Kamis (24/1) memuji Hamas dan mengatakan bahwa Hamas lagi-lagi meraih kemenangan dalam menghadapi blokade Israel.
Surat kabar Yediot Ahronot menulis, keberangkatan jamaah haji asal Ghaza ke Makkah, dipulihkannya pengiriman pasokan bahan bakar dan listrik, dibukanya perbatasan Rafah, dukungan negara-negara Arab, Islam dan Barat terhadap masalah Paestina, adalah sejumlah prestasi kemenangan Hamas.
Yediot juga mengatakan, di bawah blokade Israel, Hamas justru makin memperkuat penguasaannya di Ghaza. Tak peduli Abbas bernegosiasi dengan Israel atau tidak, tak peduli apakah pejabat pemerintahan Palestina meyakinkan Israel dan tim kwartet, pada akhirnya apa yang terjadi belakangan ini memberi nilai tambah pada Hamas dan warga Ghaza makin bersatu.
Menurut Yediot, media massa termasuk media massa di negara-negara Arab, seperti Al-Jazeera yang berbasis di Qatar, yang menyebarluaskan kondisi di Ghaza, juga menjadi salah satu bukti bahwa Hamas mampu mengontrol situasi. Hamas, masih menurut Yediot, mampu mengerahkan orang turun ke jalan dan diliput media massa. Setelah itu terjadi aksi protes di seluruh negara Arab, memprotes blokade Israel.
Surat kabar Jerusalem Post menyebut Hamas telah memanipulasi para wartawan dalam menghadapi blokade Israel selama dua minggu terakhir. Hamas menurut surat kabar itu, mengeksploitasi kondisi warga Ghaza yang hidup dalam gelap akibat ketiadaan listrik sebagai kampanyenya untuk mengakhiri sanksi ekonomi di Jalur Ghaza.
Jerusalem Post menyatakan, Hamas berhasil menarik perhatian media massa dan mendapatkan banyak keberhasilan mulai dari mundurnya Israel dari Jalur Ghaza pada tahun 2005 dan sampai blokade terakhir yang berhasil menjebol tembok perbatasan Rafah. Sehingga saat ini, Hamas dipandang sebagai faksi yang mampu bertahan dari tekanan Israel dan AS. (ln/arabnews/aljz)