Jejak warisan Islam yang diwariskan oleh Turki Otsmani yang sudah menjadi bagian kehidupan Muslim Bosnia, terutama di wilayah Sandzak, nampak terus hidup dan penuh dengan semarak di bulan Ramadhan.
Tradisi budaya yang berakar nilai-nilai Islam oleh Turki Otsmani tetap hidup dan tidak pernah lengkang, dan justru menampakkan cahayanya selama bulan suci Ramadhan, di kawasan penduduk yang hidup di Serbia Bosnia, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Anatolia.
Jejak warisan Islam ini semakin hari semakin berkembang dengan sangat hidup, dan menjadi bagian kehidupan rakyat di kawasan itu. Nilai-nilai Islam yang diwariskan oleh Khilafah Otsmani itu, begitu jelas di wilayah Sandzak, rumah bagi Bosnia Muslim.
Semangat Ramadhan di wilayah ini dapat dilihat di meja makan, di mana masjid-masjid sangat ramai dan sepanjang bulan Ramadhan.
Lampu-lampu menerangi menara-menara masjid, dan tetap menyala sampai pagi selama bulan Ramadhan di wilayah Sandzak, terutama di kota-kota Tutin, Priyepolye, Sjenica, Novi Pazar dan Priboy.
Kekayaan Islam diantaranya bulan suci Ramadhan tahun ini, khusus Muslim adalah kegiatan Islam melalui program TV lokal di iftar (buka puasa) dan sahur (sebelum subuh).
Sebagai waktu untuk berbuka puasa setiap hari bertambah dekat, sebuah suasana yang ramai dan sangat menyenangkan berlangsung di jalan-jalan di Novi Pazar, kota terbesar di wilayah Sandzak.
Orang-orang berjejer panjang seperti garis orang yang menunggu di luar toko roti untuk membeli makanan yang hangat dari oven-"PIDE", melayani para pembeli dengan senang hati, kemudian mereka satu-satu menutup toko mereka di malam hari, dan pergi ke Masjid menunaikan shalat Isya’ dan tarawih. Para pejual roti yang khusus di sediakan di bulan Ramadhan, yaitu roti tradisional dipanggang khusus untuk berbuka puasa selama bulan Ramadhan. Baik kaum Serbia Ortodoks dan tetangga Muslim mereka melakukan antrian untuk mendapatkan roti yang masih baru dipanggang PIDE.
Ketika malam seruan adzan terdengar dan orang-orang pergi shalat, kehidupan di wilayah Sandzak hampir tak berhenti selama Ramadhan. Toko-toko tutup dan jalan-jalan menjadi sepi sebagai keluarga berkumpul untuk berbuka puasa bersama. Bahkan mereka komunitas yang tidak berpuasa sering diundang buka puasa dan berbagi dengan mereka yang bukan muslim.
Hidangan berakar pada masakan tradisional Anatolia menghiasi setiap meja buka puasa. Sebuah menu buka puasa makan yang khas sering membanggakan boneka paprika, daging gurih dan nasi piring dan bumbu terung. Tentu saja, buka puasa tidak akan lengkap tanpa kue yang amat lezat seperti kadayıf kaya, baklava yang terasa manis.
Selama sahur, orang menikmati berbagai kue kering yang disebut "Borek" khusus untuk wilayah Sandzak, seperti "Manti böreği," boneka kue dengan daging dan rempah-rempah dan tertahan dalam yogurt. Minuman pengantar yang populer terbuat dari buah plum dan pir direbus.
Beberapa perusahaan swasta di wilayah Sandzak memungkinkan karyawan untuk mengambil cuti selama bulan Ramadhan. Karena kesucian Ramadhan, banyak perusahaan milik Muslim di wilayah Sandzak melanjutkan tradisi tidak menjual alkohol. Kopi dan teh toko-toko yang kosong di siang hari, dan dimulai buka kembali pada awal malam hingga dini hari menjelang waktu sahur.
Masjid dipenuhi dengan orang-orang membaca Quran,usai buka puasa, dilanjutkan shalat terawih setiap malam. Orang dapat ditemukan membaca Quran setiap saat sepanjang hari di masjid, tapi terutama sebelum berbuka puasa. Muslim dari Turki dan Mesir yang beraada di Sandzak, di mana pembacaan dan menyimak ("mukabele") Quran yang diadakan hampir 10 masjid dari 200 masjid yang ada.
Selama Ramadhan, waktu ditandai tidak hanya oleh doa dan puasa, tetapi juga oleh perayaan, baik warga dan wisatawan berduyun-duyun ke "Festival Islam Sandzak" untuk hiburan budaya dalam bentuk pertandingan sepak bola, pertunjukan boneka, dan konser, semuanya menunjukkan ciri-ciri budaya Islam.