Semalam di Ranjang Pribadi Saddam Husain US$ 225

Krisis ekonomi yang menjadikan Irak kian terpuruk menuntut pemerintahan setempat untuk lebih berusaha keras lagi menggenjot sektor ekonomi negeri seribu satu malam itu.

Salah satu usaha tersebut adalah dengan menyulap bekas istana kepresidenan era Saddam Husain yang terletak di bilangan Baldah al-Hillah, Irak, menjadi hotel berbintang.

Salah satu andalan hotel tersebut adalah bekas kamar pribadi mendiang Saddam Husain. Tarif semalam untuk dapat tidur di ranjang sang mendiang adalah US$ 225.

Harian Timur Tengah Middle East Online (6/4) menalsir, oleh pihak pengelola hotel, kamar tersebut khusus disetting untuk pasangan pengantin baru yang hendak berbulan madu.

Bekas istana tersebut memang terbilang megah. Terletak 60 mil dari ibu kota Baghdad, tepatnya di area kota lama Babilonia, istana "Saddam" berdiri tepat di atas lembah sungai Eufrat yang subur dan hijau. Dari beranda, balkon, dan jendela kamar, siapa saja dapat menikmati pemandangan sungai Eufrat yang indah.

Komplek istana cukup besar dan luas, dengan tetaman hijau dan rindang bunga yang mengepungnya. Kuncen istana Abdus Sattar Naji sendiri mengaku tidak mampu menghitung jumlah ruangan di dalamnya.

"Saya sudah lebih dari tiga tahun bekerja sebagai penjaga di istana ini. Meski demikian, saya belum mampu menghitung berapa jumlah ruangan (ghuraf) dan kamar mandi (hamamat) di dalam istana ini," paparnya.

Kini, hotel tersebut dikelola oleh Departemen Pariwisata. Selain menjadi tempat menginap, hotel tersebut juga diproyeksikan menjadi salah satu obyek wisata andalan Irak.

"Kami targetkan setiap harinya hotel ini akan dikunjungi oleh minimal 1000 wisatawan," ungkap Husam Kazhim, direktur utama pengelola hotel tersebut.

Kazhim menyatakan, dirinya hampir tidak percaya akan mengelola istana megah sang mendiang Irak itu. Dulu, kata Kazhim, siapa saja yang berani memasuki istana tersebut tanpa izin kepresidenan, maka ganjarannya adalah i’tiqal (digantung). (atj/meo)