Semakin Liberal, Uni Emirat Arab Legalisasi Judi

eramuslim.com – Uni Emirat Arab telah memberikan lisensi lotere pertamanya melalui badan yang baru didirikan untuk mengatur “permainan komersial”, satu langkah semakin dekat menuju legalisasi perjudian.

Perjudian adalah ilegal di negara-negara Teluk dan jarang terjadi di negara-negara mayoritas Muslim yang mendasarkan sistem hukum mereka pada hukum Islam.

Otoritas Regulasi Permainan Komersial Umum UEA (GCGRA) memberikan lisensi kepada sebuah perusahaan bernama The Game LLC, menurut siaran pers otoritas tersebut.

The Game menjelaskan misinya di situs webnya sebagai menyediakan “pengalaman lotere yang aman dan bertanggung jawab yang dirancang untuk menggairahkan dan menghibur penduduk dan pengunjung UEA”.

“Beroperasi di bawah bendera ‘Lotere UEA’, pemegang lisensi pertama GCGRA akan menawarkan beragam permainan lotre dan permainan lain yang dirancang untuk memenuhi berbagai minat dan preferensi keuangan para pemain,” kata siaran pers GCGRA.

Undian semacam ini sebelumnya diizinkan di supermarket dan bandara UEA, tetapi awal tahun ini, operator besar menghentikan sementara undian mereka untuk mematuhi kerangka kerja GCGRA, yang mengarah pada spekulasi lotre nasional.

Beberapa negara Nordik memiliki monopoli negara atas perjudian, tetapi negara-negara di seluruh Eropa – dan juga negara bagian AS – mengadopsi sistem lisensi.

GCGRA didirikan pada bulan September tahun lalu dengan para veteran industri AS sebagai pemimpinnya. CEO Kevin Mullaly adalah direktur eksekutif komisi perjudian Missouri, dan Jim Murren adalah ketua MGM Resorts International.

Pembentukan otoritas ini dilakukan setelah kesepakatan senilai $4 miliar antara emirat Ras al-Khaimah dengan raksasa kasino yang berbasis di Las Vegas, Wynn Resorts. Menurut Bloomberg, GCGRA mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan game dapat mengajukan permohonan lisensi di ketujuh emirat UEA.

Wynn Resorts mengatakan kepada Reuters bahwa empat persen dari operasinya akan didedikasikan untuk perjudian, meskipun pihak berwenang Emirat menolak menyebutnya sebagai perjudian, yang tetap ilegal.

Poros UEA menyoroti upaya berkelanjutan untuk meningkatkan industri perjalanan dan pariwisatanya, yang menyumbang sembilan persen dari PDB.

Analis Bloomberg memperkirakan jika UEA memiliki perjudian sebesar 1,6 persen dari PDB-nya, seperti yang dimiliki Singapura, negara Teluk yang kaya ini akan menghasilkan $6,6 miliar per tahun.

UEA telah membangun citra internasional yang progresif, namun organisasi seperti Human Rights Watch dan Amnesty International juga menyatakan keprihatinannya. Pekerja migran di UEA tunduk pada sistem sponsor yang mengikat visa mereka dengan majikan mereka, membuat mereka rentan terhadap pelanggaran hak-hak pekerja, termasuk paparan panas yang ekstrem (sumber: Hidayatullah)

Beri Komentar