Selamat Datang Di Timur Tengah, Murdoch!

Inilah kebebasan ekonomi itu. Siapa yang berkuasa, maka dia yang memberikan arah. Adalah Rupert Murdoch yang memberikan pidato pembukaan di Abu Dhabi Media Summit, Kamis (11/3). Dan itu disajikan dengan cara yang banyak menggoda.

Murdoch, yang menurut wikianswers merupakan keturunan Yahudi dari ibunya, memiliki korporasi berita mulai dari Wall Street Journal, New York Post dan Fox di Amerika Serikat serta Times dan The Sun di Britania Raya, menunjukkan bahwa negara-negara Arab harus menciptakan 50 juta pekerjaan baru dalam 10 tahun ke depan.

"Baru-baru ini saya makan malam dengan menteri perdagangan dari negara Muslim lain, Indonesia. Kami mulai bicara tentang nilai ekonomi dari sektor kreatif. Dia mengatakan bahwa sektor kreatif kini mengisi lebih dari 5,4 juta pekerjaan dan 6% dari perekonomian Indonesia- dan merupakan terbesar kelima di negara sumber ekspor. Dia juga mengatakan pemerintah-nya menetapkan target yang akan hampir dua kali lipat dari kontribusi terhadap PDB pada tahun 2025! "

Tentu saja, Murdoch memiliki alasan sendiri untuk mengatakan ini. Dia baru saja membeli saham di media dan hiburan kelompok Rotana yang, antara lain, adalah produsen musik terbesar di Arab. Rotana dimiliki oleh Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi, padahal banyak keluarga kerajaan yang menganggap kegiatannya tidak bermoral.

"Terus terang, Rotana tidak benar-benar membutuhkan pembiayaan kami," kata Murdoch."Kami bermitra dengan Rotana untuk sesuatu yang lebih ambisius: Untuk memanfaatkan bakat Arab dan akhirnya menghasilkan konten Arab asli pasar baik di sini maupun di luar negeri.

Kemarin kami memperluas kehadiran kami lebih lanjut dengan mengumumkan kemitraan strategis antara Fox International Channels dan Abu Dhabi’s twofour54. Pertama, kita akan memindahkan beberapa saluran satelit kami dari Hong Kong ke sini. Kedua, kita akan mendirikan sebuah kantor produksi di sini untuk salah satu dari perusahaan kami untuk pembuatan film dokumenter. Dan ketiga, kita akan beroperasi di Timur Tengah untuk iklan online global.

Apa yang menarik tentang semua ini bukan rencana Murdoch itu sendiri—karena sebenarnya seberapa banyak sih orang Arab yang benar-benar ingin menonton Fox News?—tapi fakta bahwa dia memperluas bisnisnya ke Timur Tengah. Kerajaan media yang dikelolanya bahkan telah merambah Cina tetapi dia menjauh dari negara-negara Arab, untuk alasan yang jelas: hanya karena terlalu banyak larangan. Sekarang jelas, ia merasa bahwa iklim media telah berubah, setidaknya di beberapa bagian wilayah: "Jika angin bertiup, ikutlah." Ujarnya.

Yeah, selamat datang di Timur Tengah, Murdoch! Budaya Barat akan semakin menggerus nilai-nilai Islam di tanah Arab lewat penetrasi media yang menggurita. Mungkin, tidak sakit perut saja sudah untung! (sa/albab)