Bashkiria,
Setelah selamat dari kecelakaan lalu lintas yang hampir merenggut nyawanya, seorang Muslimah perempuan dari negara bagian Baskhiria, Rusia, memutuskan untuk membangun masjid dan pusat belajar Islam.
Munirah Begladina, perempuan Muslimah Bashkiria itu, mengalami kecelakaan pada awal bulan ini. Dalam peristiwa naas itu, Begladina mengalami luka yang terbilang parah hingga koma beberapa hari. Setelah sadar, Begladina pun mengalami semacam kelumpuhan.
"Pada saat-saat kritis itu, saya banyak berdo’a kepada Allah, Sang Pemilik Jiwa Raga dan Penentu Takdir," ungkapnya Sebagaimana dilansir situs Russia Today edisi bahasa Arab (28/2).
Dan keajaiban pun terjadi. Begladina sembuh dari lumpuhnya. "Saya merasa ada kekuatan besar yang dapat menyembuhkan keadaan ini," katanya. "Dan saya yakin Allah berada di balik kekuatan besar tesebut," tambahnya.
Sebagai rasa syukurnya, Begladina pun menadzarkan untuk membangun sebuah masjid atas biayanya sendiri. Ia pun mengajukan surat izin kepada pemerintahan setempat untuk membangun masjid. Pihak pemerintah pun mengabulkannya, dan menyetujui dibangunnya sebuah masjid di salah satu bilangan kota Ova, ibu kota negara bagian Baskhir, Rusia.
Selain membangun masjid, Begladina juga membangun pusat belajar Islam sekaligus pusat perempuan Islam. Di tempat tersebut akan dibuka beberapa kelas bahasa Arab dan juga ilmu-ilmu keislaman, di samping menyediakan layanan gedung serba guna.
Mufti Bashkiria dan juga kepala kantor urusan agama Islam Syaikh Nur Muhammad menyambut baik niatan suci Begladina. Muhammad menyatakan jika jumlah masjid di Bashkiria saat ini masih terbilang sedikit, tak lebih dari 16 buah.
Islam merupakan agama terbesar kedua di Rusia, dengan total populasi 20 juta jiwa. Mereka berasal dari 40 kelompok etnis dimana diantaranya yang paling besar adalah kelompok Tatar dengan seperempat dari jumlah orang Muslim di Rusia (daerah Volga), diikuti oleh Avar, Bashkiria, Chechnya, Cherkass, Ingush, Kabardin dan lainnya (terutama di Kaukasus Utara).
Sejarah Islam di wilayah Rusia masa kini berawal dari abad ke 14, tiga abad setelah Rusia menerima agama Kristen. Negara-negara Islam digabungkan ke Imperi Rusia pada abad 16 – 19 dan sejak itu kehidupan beragama Muslim diatur oleh peraturan resmi. Pada tahun 1788 berdasarkan keputusan Kaisar Wanita dibentuk Dewan Tatar Kazan yang dikepalai oleh seorang Mufti, didirikan di Ufa. Tugasnya adalah mengawasi penempatan imam-imam serta mengadakan pengujian kualifikasi bagi calon ulama Muslim.
Pada periode Soviet kehidupan beragama tetap berjalan, namun semua aliran keagamaan menghadapi tekanan. Misalnya pada awal abad 20 di masa Imperi Rusia terdapat sekitar 12,000 mesjid, namun pada masa pertengahan 1980-an tinggal hanya 343 dari jumlah tersebut.
Bagi Rusia akhir abad 20 – awal abad 21 adalah periode kebangkitan rohani dan keagamaan termasuk pula Islam. Pada tahun 2000 jumlah mesjid di wilayah Federasi Rusia (yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan wilayah Uni Soviet atau Imperi Rusia) mencapai hampir setengah dari jumlah sebelum revolusi. Kini di Rusia secara resmi telah terdaftar 4,750 mesjid, namum jumlah sebenarnya lebih besar dan jumlah itu terus bertambah.
Di Dagestan saja terdapat antara 1,600 – 3,000 mesjid. Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah mesjid di Tatarstan telah melebihi 1,000. Di Ibukota Rusia dengan jumlah pemeluk agama Islam yang melebihi 1 juta orang terdapat 20 komunitas Muslim dan 5 mesjid. Menurut pakar data Rusia, kami dapat mengatakan sedikitnya terdapat 7,000 mesjid di Rusia. (atj/rt/mkl)