Pengaruh perang Hizbullah-Israel tidak sama dirasakan oleh para pasukan di kedua belah pihak. Jika peperangan tersebut membangkitkan semangat tinggi di kalangan pasukan Hizbullah Libanon bahkan rakyat negara Arab, di jajaran pasukan Israel justeru sebaliknya.
Pascapeperangan 33 hari itu, pasukan Israel mengalami banyak penurunan semangat, hingga sebagian mereka mengalami stres. Hal ini terungkap dalam siaran televisi Israel yang meliput kondisi serdadu Israel pascapeperangan.
Dalam siaran tersebut diungkapkan, bahwa Pusat militer AD Israel mengizinkan pasukannya untuk menghisap ganja dan heroin dalam jumlah tertentu, selama peperangan berlangsung. Keputusan itu dikeluarkan untuk mengurangi krisis psikologis yang dialami pasukan Israel yang merasa berada dalam situasi mengerikan dan ketakutan selama berada di Libanon Selatan.
Channel 2 TV Israel hari Senin pagi (28/8) menayangkan pernyataan pimpinan tentara Israel yang membolehkan pasukannya menggunakan bubuk heroin dan ganja setelah diketahui mereka menderita tekanan psikologis serius selama peperangan. Channel 2 juga mengutip wawancara dengan seorang pimpinan unit pasukan Israel yang mengatakan, “Keputusan seperti ini dikeluarkan setelah sejumlah kajian dan penelitian di Israel dan dunia, bahwa menggunakan sebagian dari dua materi itu bisa meringankan tekanan psikologis yang dialami saat berperang.”
Sementara DR. Hayem Kabler, mantan ketua kesehatan jiwa pasukan Israel yang juga mendukung keputusan itu mengatakan, “Pasukan harus dibolehkan menggunakan ganja dan heroin setelah mereka mengalami krisis psikologis dari peperangan, bukan sebelum mengalaminya.” Menurut Kabler yang diwawancari Channel 2, menghisap morfin dan ganja adalah bagian dari proses penyembuhan menyeluruh. Karena peran dua materi itu saling menyempurnakan untuk menyembuhkan pasukan yang berada dalam pengaruh tekanan jiwa.”
Tapi analisa Kabler tidak sepenuhnya benar. Karena Channel 2 ternyata mengungkap fakta lain dari penderitaan jiwa yang dialami pasukan Israel. Sejumlah keluarga pasukan Israel yang ditugaskan dalam peperangan, juga menolak kebijakan ini. Terlebih televisi Israel mengungkap pernyataan sejumlah keluarga pasukan yang mengatakan, “Penggunaan heroin dan ganja sudah sering dilakukan, dan pada akhirnya menyebabkan pasukan meninggal dunia.”
Bukan hanya itu, masyarakat Israel memandang diizinkannya penggunaan barang haram itu oleh pasukan Israel, bisa berdampak pada munculnya legalitas penggunaan narkoba di lingkup masyarakat yang lain. Hal ini sudah terbukti, dalam penelitian di Israel beberapa waktu lalu, terdata adanya 90 ribu orang yang kecanduan heroin di Israel. Yang lebih heboh, ada 60 ribu anak-anak yang sudah kecanduan narkoba dan minum alkohol. Jumlah puluhan ribu itu tentu sangat tinggi dibandingkan dengan total penduduk Israel. (na-str/iol)