Musim haji selayaknya menjadi berkah bagi semua orang. Tapi tidak bagi para mahasiswa Universitas Umm Al-Qura di Makkah, Arab Saudi. Surat kabar Al-Madinah edisi Selasa (12/12) melaporkan, banyak para mahasiswa universitas itu yang kini terpaksa tinggal di tenda-tenda.
Mereka ternyata tinggal di tenda-tenda karena tidak mampu membayar sewa apartemen, karena selama musim haji para pemilik apartemen menaikkan harga. Para pemilik apartemen sengaja "mengusir" penyewa dari kalangan mahasiswa dengan harga sewa yang tinggi, agar mereka bisa menyewakan apartemennya bagi para jamaah haji.
Sejumlah mahasiswa mengeluh, hidup di tenda sangat tidak nyaman, apalagi menjelang ujian semesteran. Mereka menuding para pemilik apartemen serakah karena tidak mau bersimpati atas kesulitan mereka. Para pemilik apartemen hanya memikirkan meraih keuntungan sebesar-besarnya dari para jamaah haji selama musim haji.
Tapi ada juga mahasiswa yang mengaku sudah mengantispasi situasi yang terjadi setiap musim haji tiba. Kelompok ini tidak menyalahkan para pemilik apartemen karena musim haji adalah masa puncak bagi pemilik penginapan untuk mendapatkan keuntungan dan mereka tidak akan menyia-nyiakannya hanya untuk mahasiswa.
Basim Al-Ghamdi adalah salah seorang yang sudah mengantisipasi situasi ini. Pada Al-Madinah ia mengungkapkan, dia dan sepuluh mahasiswa lainnya memutuskan untuk tinggal di tenda-tenda setelah mereka dipaksa keluar dari apartemen.
"Pihak universitas tidak menyediakan alternatif, kami dibiarkan tanpa bantuan finansial," kata Al-Ghamdi.
Mahasiswa lainnya, Ahmad Al-Shedwi mengeluh mereka kedinginan tinggal di tenda akibat kondisi cuaca di Makkah saat ini.
"Ini neraka, tidak ada tempat berlindung, tidak ada transportasi dan tidak ada bantuan dana. Kami tidak menerima cek bantuan finansial dari universitas kami untuk sementara ini," katanya.
Muhammad Ali, mahasiswa lainnya, juga bermasalah dengan cuaca. "Cuaca berubah dari panas saat pagi menjadi sangat dingin pada malam hari. Terlalu berlebihankah jika meminta jalan keluar atas persoalan yang terjadi setiap musim haji ini?" katanya setengah bertanya.
"Kami sudah memikirkan hal ini dan situasi keuangan saat ini hanya memungkinkan kami untuk tinggal di tenda, karena kami tidak mampu bayar sewa apartemen," sambung mahasiswa lain, Majid Al-Ghamdi.
"Ini lebih baik daripada bolak-balik dari kota dan desa kami. Tinggal di tenda lebih murah," kata Al-Ghamdi menghibur diri.
Taufiq Huseein dan Abdullah Al-Baidani yang juga mahasiswa, mendesak pihak universitas untuk membayar bantuan keuangan yang diperuntukkan bagi mereka. Karena selama ini mereka harus meminjam uang dari teman atau saudara mereka untuk memenuhi pengeluaran mereka.
Menanggapi hal ini, Deputi Direktur Hisham Ibnu Bakar Hariri pada Al-Madinah mengatakan, yang bertanggung jawab masalah bantuan finansial bagi para mahasiswa adalah kementerian keuangan.
"Kami sudah berkonsultasi dengan mereka, tapi mereka belum memberikan respon," kata Hariri. (ln/arabnews)