Sebuah video yang ditampilkan pada saluran TV satelit Mesir mengungkapkan pendirian sekolah Syiah pertama di Mesir, di tengah keraguan tentang keaslian berita dan penolakan dari pihak pemilik tempat tersebut.
Video, yang ditayangkan Selasa lalu di salah satu talk show di stasiun TV Mesir Dream, menunjukkan bahwa sekolah baru Syiah tersebut memiliki siswa dari negara-negara Arab dan asing, di antaranya Aljazair, Qatar, Iran, dan Amerika Serikat.
Seorang gadis Aljazair mengatakan dalam video bahwa ia datang dari Aljazair terutama untuk menghadiri sekolah baru di mana, menurut dia, para siswa mempraktekkan ritual Syiah dan melakukan jampi-jampi yang berhubungan dengan keyakinan sesat Syiah.
Bagi Walid Ismail, anggota Koalisi Muslim untuk membela sahabat Nabi dan peneliti dalam urusan Islam, sekolah baru ini merupakan bagian dari rencana untuk membagi Mesir dalam masalah sektarian.
“Jika sekolah ini terus berlanjut, itu akan menjadi ancaman terbesar bagi Mesir dalam fase mendatang,” katanya.
Sekolah, lanjutnya, mengambil keuntungan dari kekosongan keamanan di Mesir serta pasca-revolusi adanya perpecahan antara beberapa faksi-faksi di masyarakat Mesir, dalam upaya untuk mempromosikan ajaran sesat Syiah.
Peneliti Islam Alaa al-Kata menyatakan terkejut adanya pembentukan sekolah Syiah di Mesir.
“Bagaimana sekolah memulai kelas tanpa memperoleh persetujuan yang diperlukan dari Departemen Pendidikan dan pihak terkait lainnya?” tanyanya.
Di sisi lain, Syawqi Ahmad, seorang Syiah yang jadi tamu di acara yang sama yang menayangkan video itu, membantah laporan tentang adanya pembentukan sebuah sekolah Syiah di Mesir.
“Tempat yang ditunjukkan dalam video tersebut adalah rumah saya dan saya menerima siswa di sana, tapi bukan sekolah Syiah dan jumlah mereka biasanya tidak melebihi dari 15 orang.”(fq/aby)