Gateway High School di Pennsylvania akhirnya memboleh siswanya mengenakan kaffiyeh setelah sehari sebelumnya melarang siswa-siswanya mengenakan kain khas yang digunakan para lelaki di Timur Tengah itu di lingkungan sekolah.
Larangan berawal ketika dua siswa sekolah tersebut tidak boleh masuk kelas karena mengenakan kaffiyeh. Pihak sekolah beralasan, larangan menggunakan kaffiyeh untuk menghindari ketegangan antara siswa yang Muslim dengan para siswa yang berlatar belakang etnis Yahudi.
Namun setelah dilakukan pertemuan antara pihak sekolah dengan organisasi-organisasi keagamaan serta sejumlah organisasi masyarakat hari Rabu kemarin, kepala sekolah Gateway High School akhirnya mengijinkan siswanya yang ingin mengenakan kaffiyeh.
Sebelum pertemuan ini, terjadi "ketegangan" antara siswa Muslim dan siswa Yahudi. Siswa Yahudi membuat petisi menolak kaffiyeh di sekolah tersebut dan seorang siswa bernama Scott Scheinberg menulis artikel ke Monroeville Times Express yang isinya menyebut mereka yang menggunakan kaffiyeh sebagai teroris.
Siswa Muslim bernama Mohammad Al-Abbasi mengatakan ia sudah menggunakan kaffiyeh selama setahun belakangan ini. "Kami berusaha membuktikan bahwa kaffiyeh hanya bagian dari tradisi dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik," tukas Al-Abbasi.
Menurutnya, ketegangan dan sikap antipati siswa Yahudi terhadap kaffiyeh muncul setelah agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. Ibunda Abbasi, Loretta Rigs yang ikut dalam pertemuan dengan sekolah hari Rabu kemarin mengatakan, kaffiyeh bukan simbol terorisme. Pendapat semacam itu sempat membuatnya gundah.
"Buat mereka yang mengindetikkan kafiyyeh dengan simpol kebencian dan simbol terorisme, saya tegaskan bahwa anggapan itu tidak seperti apa yang kami yakini. Kami bekerja keras untuk melawan stereotipe itu," ujar Riggs.
Riggs kini bisa bernapas lega karena pihak sekolah mencabut larangan kaffiyeh. Organisasi Muslim Council on American-Islamic Relations di Pittsburgh juga memuji kebijaksanaan sekolah.
"Kami berterima kasih pada pihak sekolah yang mau mengakui bahwa semua siswa punya hak untuk mengekspresikan dirinya dan kaffiyeh adalah simbol budaya yang tidak ada kaitannya dengan kebencian terhadap kelompok tertentu maupun dengan terorisme," kata Zohra Lasania dari CAIR Pittsburgh.
Ini bukan pertama kalinya kaffiyeh dipermasalahkan di AS. Seleb AS Rachel Ray juga pernah menuai kecaman karena mengenakan kafiyyeh dalam iklan Dunikin Donuts. Perusahaan Dunkin Donuts akhirnya menarik iklan itu setelah mendapat ancaman diboikot dari kalangan konservatif dan kelompok sayap kiri di AS yang menganggap kafiyyeh sebagai simbol ekstrimisme dan terorisme. (ln/aby)