Setelah puluhan warga sipil Palestina gugur, Perserikatan Bangsa-Bangsa alias PBB baru bersuara mengecam Israel dan malah meminta para pejuang Palestina untuk menghentikan tembakan roketnya ke wilayah Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak Israel untuk tidak menjatuhkan hukuman kolektif terhadap warga Jalur Ghaza. Ki-moon juga mengecam tindakan Israel penutupan semua perbatasan di Ghaza, sehingga arus bantuan bagi sekitar 1, 5 juta warga Ghaza terhambat.
Pejabat PBB yang menangani bantuan kemanusiaan, John Holmes mengungkapkan, pihaknya memahami persoalan keamanan di Ghaza dan perlunya Israel merespon masalah itu. Tapi, kata Homes, hukuman kolektif terhadap warga Ghaza bukan tindakan yang layak dilakukan.
"Hukuman kolektif terhadap warga Ghaza tidak bisa dibenarkan, meski ada roket-roket yang ditembakkan dari wilayah itu, " tukas Holmes.
Dalam keterangan pers bersama antara Ban Ki-moon dan Holmes hari Jumat (18/1), keduanya mendesak Israel agar membuka kembali semua perbatasan. Jika tidak, warga Ghaza akan kekurangan bahan bakar untuk menggerakan pompa air dan sumber listrik untuk rumah-rumah dan rumah sakit.
"Penutupan perbatasan juga akan menyebabkan warga Ghaza kekurangan makanan, obat-obatan dan bantuan lainnya, " kata Holmes.
Disisi lain, Holmes juga mendesal Hamas agar menggunakan otoritasnya untuk menghentikan tembakan roket ke wilayah Israel. "Saya serukan para pemimpin Hamas, untuk melakukan apa saja yang bisa mereka lakukan guna menghentikan tembakan roket, karena Hamas-lah yang memegang kontrol di Ghaza, " pinta Holmes.
Ia khawatir, akibat embargo yang makin ketat dari Israel, akan membuat situasi kemanusiaan di Ghaza yang sudah memburuk, akan makin memburuk. (ln/aljz)