Ikmaluddin Ihsan Oglo, Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), Selasa kemarin (7/12) memperingatkan bahaya nyata yang melanda Masjidil Aqsha dan mengancam keberadaannya, dan menyatakan pendudukan Israel bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan apapun yang terjadi pada Masjid suci tersebut.
Oglo bereaksi terhadap laporan yang datang dari kota Yerusalem yang diduduki yang menyatakan tentang kemungkinan jatuhnya Masjid Marwani di dalam kompleks Al-Haram Al-Syarief karena penggalian Israel yang berlangsung terus menerus di bawahnya, dan otoritas pendudukan Israel bertanggung jawab atas akibat yang merugikan terhadap masjid yang pernah menjadi kiblat pertama umat Islam tersebut.
Dia juga mendesak para pemimpin Arab dan Muslim untuk mengambil masalah ini dengan serius dan bergerak untuk menghentikan skema Israel terhadap tempat-tempat suci yang ia anggap sebagai "redline" di mana tidak ada seorang Muslim-pun akan mampu menonton kerugian yang diderita akibat kehancuran Al-Aqsha.
Dia juga meminta UNESCO untuk bergerak melawan kebijakan Israel terhadap Masjid Al-Aqsha, dan melaksanakan hukum internasional dan keputusan mengenai kota Palestina yang diduduki, memperingatkan bahwa kebijakan Israel terhadap Masjid bisa mendestabilisasi perdamaian internasional dan ketertiban dunia.
Sementara itu, Oglo menyambut keputusan Brasil, Argentina, dan Paraguay untuk mengakui sebuah negara Palestina yang merdeka dan bebas di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota, menggambarkan langkah itu sebagai "perkembangan penting" dalam dukungan internasional untuk hak-hak mutlak Palestina, mengekspresikan harapan bahwa lebih banyak negara akan mengikuti jejak ketiga negara Amerika Latin tersebut. (fq/pic)