Hizbullah mengeluarkan respon keras atas tudingan AS bahwa Iran telah membantu persenjataan kelompok Hizbullah di Libanon. Sekretaris Jenderal Hizbullah, Syed Hassan Nasrullah dengan tegas mengatakan bahwa dia justru merasa bangga telah menjadi musuh "Setan Besar" alias musuh Amerika Serikat.
Dalam pernyataan hari Minggu (13/1) malam, Nasrullah mengatakan dia tidak takut dengan ancaman AS dan tidak akan sembunyi. "Saya tidak akan sembunyi. Saya merasa bangga ketika Bush bicara tentang Hizbullah dan gerakan-gerakan perlawanan terhadap AS, karena ketika Firaun dan Setan Besar menuding kami dan memandang kami sebagai musuh mereka, ini merupakan kehormatan bagi kami, " tandas Nasrullah.
Dalam rangkaian kunjungannya ke Timur Tengah, Presiden AS George W. Bush saat berpidato di Uni Emirat Arab melontarkan kecamannya terhadap Iran dan Hizbullah. Bush mengatakan bahwa Iran adalah negara terdepan di dunia dalam mensponsori aktivitas teror. Bush juga menuding Iran telah memberikan bantuan ratusan juta dollar untuk para ekstrimis di seluruh dunia, salah satunya untuk kelompok Hizbullah.
Hassan Nasrullah mengatakan, Bush gagal meyakinkan dunia tentang tuduhannya terhadap aktivitas nuklir Iran dan sedang mencari cara lain untuk "menghancurkan" Iran yaitu dengan melontarkan tudingan bahwa Negara Republik Islam Iran berada di balik kelompok-kelompok terorisme di Libanon, Palestina, Irak dan Afghanistan.
"Di mana ada perlawanan, Iran selalu dituding telah membantu gerakan perlawan itu, dan gerakan perlawanan ini dimata Bush adalah para teroris. Padahal dia-lah (Bush) yang mendukung terorisme, melakukan pembunuhan dan mengobarkan peperangan, " tandas Nasrullah.
Ia menambahkan, buat AS, "Ketika sebuah negara seperti Iran atau Suriah membantu gerakan-gerakan perlawanan yang membela anak-anak, kaum perempuan, rumah-rumah, tanah dan tempat-tempat suci dari cengkeraman Zionis Israel, maka negara itu dilihatnya sebagai negara teroris yang mendukung terorisme. "
Iran: Bush Tak Paham Politik
Seperti biasanya, Iran tenang-tenang saja mendengar pernyataan-pernyataan Bush tentang Negara Para Mullah itu. Menlu Iran Manouchehr Mottaki menilai Bush tidak paham politik Timur Tengah, terutama politik di Libanon.
"Mereka (AS) tidak punya gambaran yang nyata berdasarkan realita-realita yang terjadi di kawasan ini. Mereka terus saja mengambi kebijakan-kebijakan sepihak terhadap bangsa-bangsa di wilayah ini, dengan cara menciptakan ketegangan di kalangan negara-negara di Timur Tengah dan menerapkan pendekatan yang juga sepihak pada Libanon, " kritik Motakki.
Ia mencontohkan, setelah konferensi Annapolis, AS tetap mendiamkan tindakan rejim Zionis Israel yang terus menerus menyerang rakyat Palestina, khususnya di Jalur Ghaza.
Dalam rangkaiannya ke sejumlah negara Timur Tengah, sangat jelas misi Bush untuk menggalang kebencian negara-negara Timur Tengah terhadap Iran. Namun, seruan Bush agar negara-negara Timur Tengah beramai-ramai melawan Iran, tidak mendapat sambutan dan ditanggapi dingin-dingin saja. Misi Bush pun gagal? (ln/presstv/aljz)